11.7 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Ini Tiga Tantangan Perbaikan Ekonomi di Sumut Tahun 2021

Medan, MISTAR.ID

Dalam perbaikan ekonomi pada tahun 2021 ada tiga tantangan yang harus diwaspadai Sumatera Utara (Sumut). Pertama resiko Covid-19. Hal ini perlu diatasi oleh pemerintah Sumut, karena dapat menahan perbaikan perekonomian. Dampak selanjutnya adalah ketidakpastian pendapatan investasi di beberapa negara yang berpotensi memperlambat pemulihan kinerja perdagangan dan pariwisata.

Hal ini dikatakan Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah Sumatera Utara (BI Kpw Sumut), Wiwiek Sisto Widayat. “Peningkatan kasus Covid-19 berpotensi akan menjadi konsumsi yang dapat menahan prestasi dan pemulihan ekonomi,” kata Wiwiek dalam Pemaparan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara yang dihadiri Gubsu Edy Rahmayadi, Kepala OJK Sumbagut secara virtual, Kamis (3/12/20).

Kedua, rendahnya kemandirian fiskal serta pola belanja semakin terasa di masa pandemi. Dimana peace tertekan dengan lesunya aktivitas masyarakat indonesia. “Di sisi lain, realisasi APBD cenderung mencapai puncaknya pada akhir tahun sehingga berdampak pada siklus fiskal yang terus dikirim terhadap perekonomian,” terang Wiwiek.

Baca Juga:Pemulihan Ekonomi, Pelaku Usaha dan Pasar Wajib Tahu Kondisi Terkini

Ketiga, rentannya UMKM terhadap ketidakpastian ekonomi dalam jangka pendek sebagian tulang punggung ekonomi eksklusif. Padahal, UMKM memiliki daya tahan yang rendah terhadap pandemi. “Hasil survei yang kami lakukan menunjukkan hampir seluruh dampak pandemi dan keterbatasan akses pembiayaan membuat sulit untuk kembali pulih,” jelasnya.

Meski begitu, Kepala BI Sumut mengaku punya trik dalam menghadapi tantangan di masa pandemi Covid-19 ini. Trik utamanya adalah harus bersinergi dalam menghadapinya. “Dengan berbagai tantangan yang ada kita perlu bersinergi membangun optimisme dan mendorong akselerasi pemulihan ekonomi,” sebut Wiwiek.

Sinergi itu, kata Wiwiek, melalui lima strategi penguatan. Pertama, penanganan Covid-19 yang efektif menjadi kunci akselerasi pemulihan ekonomi. Untuk itu, ke depan harus sejalan dengan kebijakan fiskal nasional. Kedua, menjaga proses transisi pemulihan ekonomi. Dengan mendorong proses pemulihan sektor prioritas yang aman dan produktif yaitu sektor-sektor yang memiliki resiko penularan Covid-19 rendah, tetapi memiliki daya dukung potensi ekspor yang tinggi.

Baca Juga:Omnibus Law UU Cipta Kerja Disebut Memajukan Ekonomi Kerakyatan

“Sesuai hasil assessment yang kami lakukan, kami melihat 10 subsektor yang dapat diperoleh dalam pengembangan Sumatera Utara. Di antaranya; tanaman pangan, perkebunan, peternakan, jasa keuangan dan asuransi, industri makanan dan minuman, konstruksi perdagangan, tanaman hortikultural, kehutanan dan perikanan,” rincinya.

Selain itu, sambung Wiwiek, ada tiga sektor utama yaitu pertanian, industri pengolahan dan Perdagangan juga memiliki daya serap tenaga kerja yang sangat besar. Dimana prioritas sektor pertanian dapat difokuskan pada berbagai kualitas infrastruktur dan distribusi.

“Kami melihat terdapat tiga hal krusial di dalam meningkatkan produktivitas itu, yaitu ketersediaan saluran irigasi, ketersediaan gudang pertanian dan juga pemenuhan pupuk bersubsidi. Sementara pada sektor perkebunan kami juga melihat perlunya upaya pemerintah daerah untuk memfasilitasi,” imbuhnya.

Baca Juga:Ekonomi Sumut Tumbuh 5,22 Persen

Untuk sektor pariwisata, dari hasil survey, sentimen wisatawan nusantara yang berkunjung ke Sumatera Utara sangat perlu dalam mempromosikan dinasti dan penyiapan program wisata. “Supaya dapat menjadi acuan untuk dilaksanakan dalam jangka pendek. Selain itu faktor pembiayaan juga berperan penting di dalam mendorong pemulihan sektor berorientasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sempat berpesan agar selalu bersinergi dan mengingatkan agar jangan mengambil posisi masing-masing. Jikalau itu tidak pasti agar kiranya diserahkan kepada ahlinya, tetapi kita membantu mendorong sesuai profesionalisme.

“Artinya kita bekerja sama, kita bergandengan tangan dengan segala keterbatasan kita dengan segala kemampuan dan batas kemampuan kita pada bidang kita masing-masing, tetapi ada ada komando, karena ini berbicara kesehatan di masa Pandemi Covid-19,” pesannya.

Di penghujung acara, yang diikuti seluruh pejabat pemerintah di Sumut dan Forkompimda, serta tamu undangan secara virtual ini, Wiwiek Sisto Widayat dan Gubsu saling berbagi cendramata sekaligus menutup acara pertemuan tahunan BI Sumut. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles