21.4 C
New York
Friday, May 3, 2024

Petani Simalungun Menjerit, Kuota Pupuk Subsidi Anjlok 50 Persen

Simalungun, MISTAR.ID

Kabar tentang kecukupan stok/kuota pupuk bersubsidi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi di Kabupaten Simalungun.

Pasalnya, pada Maret lalu Bidang Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Jhoni Akim Purba menjelaskan di tahun 2022 ini alokasi pupuk subsidi di Sumut cukup banyak. Hanya saja kata dia, realisasi di lapangan saat ini masih rendah, hanya 10%.

Masih klaim Dinas TPH, pupuk subsidi, seperti Pupuk Urea ada 156 ribu ton. Pupuk SP36 itu ada 37 ribu ton, Pupuk ZA ada 49 ribu ton, Pupuk NPK ada 190 ribu ton dan Pupuk Organik ada 30 ribu ton.

Baca juga: Kartu Tani Belum Berfungsi, Distribusi Pupuk Subsidi di Simalungun Amburadul

Hanya saja, rata-rata realisasi lapangannya menurut TPH pada Maret 2022 lalu masih di bawah 10%. Hanya Pupuk Urea yang 19,21% dari alokasi 156 ribu ton itu yang diserap masih 29 ribu ton,” sebutnya, Kamis (10/3/22).

Namun, bagaimana alokasi stok pupuk di daerah lumbung padi Kabupaten Simalungun sekarang ini, mengingat kata Dinas TPH Sumut stok pupuk cukup di Sumut?

Pengakuan Kepala Dinas Pertanian Simalungun, Ruslan Sitepu menanggapi mistar.id, Selasa (14/6/22), menyampaikan keluhannya karena stok pupuk bersubsidi untuk petani di daerahnya sangat kurang. Kekurangannya mencapai 50 persen dari kebutuhan pupuk sesuai kebutuhan petani berdasarkan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Dari alokasi kebutuhan yang kita ajukan 36 ribu ton, yang dikabulkan pemerintah hanya 16 ribu ton,” kata Ruslan Sitepu nada prihatin.

Alokasi yang dikabulkan ini, katanya jelas sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan petani di 32 kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun. Bahkan kata Kadis Peetanian itu, tahun lalu bersama Bupati Simalungun pernah ke Jakarta untuk memohon penambahan alokasi pupuk untuk petani di daerahnya, ternyata pebambahan yang dikabulkan hanya 1.000 ton.

Baca juga: Kartu Tani Belum Berfungsi, Distribusi Pupuk Subsidi di Simalungun Amburadul

“Inilah yang menjadi permasalahan petani kita sekarang di Simalungun. Bahkan hal ini menimbulkan kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan,” katanya.

Solusi yang sekarang dilakukan pihak pemerintah daerah, sambung dia, adalah mengajak petani untuk beralih menggunakan pupuk organik.

“Misalnya membuat dolomit, yah seperti itu. Tapi sepertinya petani kita tidak sabar untuk melakukannya,” kata Ruslan.

Produksi Padi Turun

Kadis Pertanian itu juga tidak membantah, akibat kurangnya alokasi pupuk subsidi di Simalungun berdampak pada produksi padi. Sekarang ini, ungkap Ruslan, produksi dari 1 hektar lahan pertanian di daerah lunbung beras ini hanya bisa menghasilkan sekitar 6 ton panen padi. Padahal maksimal produksi harusnya mencapai 8 bahkan 9 ton per hektar.

Baca juga: Petani Meradang, Pupuk Subsidi Urea Capai Rp165 Ribu Per Sak

Sekedar diketahui, berdasarkan data yang pernah diekspos Pemprov Sumut pada 2021, sejak Januari hingga November 2020 produksi padi yang dihasilkan dari seluruh kabupaten/kota di Sumut mencapai 4.143.142 ton dari luas panen gabah 766.760 hektar.

Dari seluruh kabupaten/kota tersebut, sentra padi tertinggi luas panennya yakni Mandailing Natal sebanyak 99.293,1 hektar, kemudian Langkat dengan luas panen padi sebanyak 71.230,2 hektar, Padang Lawas Utara luas panen gabahnya 67.801,9 hektar. Selanjutnya, Simalungun termasuk penyumbang terbesar yang diperoleh dari luas panen 63.682,3 hektar.

Kemudian Deli Serdang dengan luas panen sebanyak 60.237,9 hektar, Serdang Bedagai luas panen senilai 52.555,7 hektar dan Tapanuli Utara luas panennya sebanyak 44.569,1 hektar.(maris/hm09)

Related Articles

Latest Articles