9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Pelaku UMKM Siantar dengan Beragam Strategi Untuk Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Di masa pandemi ini, aktivitas masyarakat di luar ruangan cenderung berkurang dan membuat pendapatan para pelaku usaha kecil, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jadi ikut merosot. Para pelaku UMKM di Pematangsiantar mengaku kian resah karena semakin lama omzet yang dihasilkan semakin menurun hingga 50%.

Pebisnis UMKM di bidang makanan misalnya, pandemi telah memaksa pelaku UMKM secara umum berubah dari kebiasaan mereka yang dulu. Salah satunya, mereka berinovasi serta memanfaatkan kanal pemasaran dan penjualan online untuk menjaga keberlangsungan usaha.

Sumiarti (49) contohnya, sejak awal virus Covid-19 mewabah, kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat. Dia mulai memikirkan untuk menjual makanan secara daring, baik itu masuk ke dalam sistem aplikasi pengantaran atau menjajakan sendiri melalui akun media sosial.

“Alhamdulillah, pembeli tape masih ada meskipun belum seutuhnya pulih. Artinya, pembeli masih dibawah biasanya. Biasanya bisa memproduksi tape hingga 400 kilogram setiap hari, kini hanya bisa 200 kilogram saja,” jelasnya di kediamannya, Jalan Sibatu-batu, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar, Selasa (15/9/20).

Baca juga: Tinggal Menunggu, 12.802 Berkas UMKM Siantar Telah Dikirim ke Kemenkop UKM

Dia menuturkan, selain menjual ke warga sekitar atau pasar tradisional. Wanita yang sering dipanggil Bu Sam ini juga kerap menerima pesanan dari pelanggan langsung dan itu pesanan paling banyak melalui via media sosial. Bahkan menjelang hari raya, produksinya bisa menghasbiskan sekitar 700 kg singkong.

Sam menyebutkan, dalam situasi sulit seperti ini siapapun kini dituntut untuk memiliki daya kreatif yang tinggi agar tetap bertahan. Dia mulai merasa kesulitan dalam menyeimbangkan arus kas serta memenuhi kebutuhan operasional produksi karena omzet yang didapat tidak sesuai harapan, bahkan sebagian temannya yang profesi berbeda sebagai UMKM, ada yang sudah berada di ambang kritis dan merugi.

“Saya tidak berani ambil pekerja, biar yang ada sekarang saja di manfaatkan. Lagian produksi sudah tidak sebanyak dulu lagi. Yang penting bisa makan dan bertahan saat ini, jangan sampai kelaparan,” sebut wanita itu.

Baca juga: Pendaftaran Penerima Bantuan UMKM Rp2,4 Juta di Siantar Tutup 4 September

Kesemuanya berasal dari keluarga mulai anak, keponakan, dan saudara dekat. Penurunan di berbagai sektor harus segera ditindaklanjuti dengan inovasi agar bisnis tetap relevan dengan tatanan kehidupan yang baru.

Pria ini pun mengubah startegi penjualan usahanya dengan mengubah sepeda motornya menjadi becak steling kue berjalan serta menurunkan harga produksi kuenya, namun tidak mengurangi cita rasa dari kue tersebut.

“Biasanya kami menjualnya dirumah saja dan mengirim ke sekolah-sekolah. Sejak Covid-19 mewabah, saya mulai berjualan ke tempat – tempat Umum, seperti taman Beo dengan menggunakan sepeda motor yang sudah ada stelling kacanya,”ujar Abu khasya.

Selain aneka rasa kue, ada pula aneka bentuk roti serta keripik singkong, baik yang rasa original hingga pedas. Aneka kuenya dibandrol seharga Rp10 ribu per tiga biji. Tapi sayangnya, Dia tidak bisa mengikuti program Pemerintah yang bertujuan utama melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha, terutama UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) selama pandemi Covid-19 seperti dirinya.

Baca juga: Informasi Bantuan UMKM Di Diskop Siantar Membingungkan Warga

“Saya adalah pendatang di Siantar ini, sudah 5 tahun. Katanya harus yang punya KTP disini, sedangkan kami bukan orang sini. Tapi tidak masalah, sejak Pemerintah mengumumkan new normal, pendapatan mulai merangkak naik,” kata Pria yang berasal dari Langkat ini.

Pandemi Covid-19 membuat banyak pedagang yang kehilangan mata pencaharian. Seperti yang dialami Fitri, sebelumnya wanita berusia 45 tahun ini berjualan baju bekas atau rojer.
Namun sejak Covid-19 mewabah, Pemerintahan penerapan physical distancing, orang-orang sudahjarang ke pasar, sehingga membuat Fitri terpaksa beralih profesi menjadi penjual es mambo di rumahnya dan beraneka makanan.

Baca juga: Modal Kerja Rp2,4 Juta Belum Direspon, UMKM Di Siantar Terancam Gigit Jari!

“Semua saya jualin kak, dari makanan cemilan, hingga peralatan dapur pun saya jajakan pada siapapun. Umumnya pelanggan saya adalah ibu rumah tangga. Untung lumayan sekarang, apalagi orang sudah malas keluar rumah, saya antar langsung kerumah,” tuturnya.

Menurutnya, sistem pelayanan yang harus ditingkatkan, sehingga para pelanggannya betah beli dagangannya. Meskipun ongkos pengiriman digratiskan, hal itu tidak membuat keuntungan penjualannya menurun. Justru semakin banyak yang beli barang kepadanya. Hanya saja, saat ini Dia butuh modal dalam mengembangkan usaha barunya tersebut.

“Saya berharap bantuan stimulus dari Pemerintah yang 2,4 juta bisa terealisasi secepatnya. Untuk menambah modal usaha saya,”harap Fitri. (Yetty/hm07)

Related Articles

Latest Articles