12.5 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Pedagang Keluhkan Daya Beli Masyarakat Mulai Menurun

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pedagang mengakui sepinya pembeli selama pandemi ini. Mereka juga mengatakan, jumlah pengunjung atau pembeli menurun drastis hingga 80%, atau masih jauh dari keadaan normal akibat pandemi Covid-19.

Daya beli masyarakat masih rendah meskipun sejumlah komoditi harganya sudah berangsur turun. Tren perlambatan inflasi dan mengarah ke deflasi sedang dihadapi semua daerah di tengah pandemi virus corona.

Hal ini pun menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Murni, salah satu pedagang sayur mayur menyebutkan, daya beli masyarakat di masa pandemi ini sangat menurun drastis.

Baca Juga:Ini Pro Kontra Sejumlah Pedagang Pasar Dwikora Soal Menutup Tempat Berjualan

Banyak keluhan dari pedagang yang penghasilannya berkurang, belum lagi ditambah kebutuhan yang wajib dipenuhi para pedagang tersebut.

“Sayur mayur yang harganya sudah murah aja pun tetap tak laku, sebab pembelinya tak ada, sepi orang datang ke pajak ini. Bayam yang biasanya Rp2000 seikat, menjadi Rp500 saja. Yang penting laku ajalah,” ucapnya, Kamis (1/10/20).

Tidak jauh beda dengan Siti Sinaga, pedagang ayam potong di pasar tradisional Dwikora Pematangsiantar. Biasanya, dia bisa menjual ayam potong sebanyak 50-80 Kg setiap harinya, kini menjadi 30 Kg saja.

Baca Juga:Pedagang Pakaian Sepi Pembeli

“Konsumsi masyarakat juga sudah menurun. Misalnya pembeli itu biasanya beli 3 Kg, sekarang hanya satu kilogram saja. Merekapun sudah mulai berhemat, awak pun tak bisa ngomong apa-apa sekarang ini. Yang penting bisa makan ajalah,” ungkapnya pasrah.

Hal serupa juga dituturkan oleh Sapar. Pria ini kesehariannya berdagang buah keliling. Dia mengaku, pendapatan di masa pandemi Covid-19 ini menurun sangat drastis dibandingkan sebelumnya. Dia berjualan mulai pagi pukul 9.00 WIB.

Karena sepi, dia berjualan hingga senja tiba. “Biasanya, dalam sehari saya bisa menghabiskan 20-30 kilogram buah-buahan segar. Tapi sekarang setengahnya pun tak sampai kak, dan itupun masih bersisa lagi,” jelas dia.

Baca Juga:Toko Sepatu Cibaduyut Siantar, Untung Tergerus Covid-19

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) bahan pangan di bulan Juli 2020 sebesar mengalami deflasi 0,13%. Itu dapat diartikan, permintaan atas bahan pangan mengalami penurunan. BPS juga meminta pemerintah untuk melakukan dua hal.

Yakni, segera menyelesaikan penyebaran wabah Covid-19 serta menyalurkan bantuan sosial atau bantuan tunai langsung kepada kelompok yang membutuhkan, untuk menjaga daya beli masyarakat yang tergerus selama periode Covid-19, seperti Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), Bantuan Subsidi Gaji, Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan (PKH), dan Sembako.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles