10.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Masuknya Varian Delta Sulit Diidentifikasi

Jakarta,MISTAR.ID

Hingga 22 Juni telah ditemukan 1 varian Alfa, 1 Beta, dan 103 Delta. Varian SARS-CoV-2 yang lebih menular ini agar direspons dengan menjaga protokol kesehatan lebih kuat dan memperbanyak tes dan pelacakan.

Analisis genomik menjunjukkan, varian Delta telah mendominasi dan menggeser berbagai varian lain SARS-CoV-2 yang lebih dulu beredar di Indonesia. Dominasi varian virus pemicu Covid-19 yang lebih menular ini turut memicu lonjakan kasus yang pada Sabtu (26/6/21) kembali memecahkan rekor terbanyak dengan 21.095 kasus baru.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, analisis terhadap data pengurutan genom utuh (whole genome sequencing/WGS) spesimen SARS-CoV-2 di bank data GISAID menunjukkan adanya dominasi garis keturunan (lineage) B.1.617.2 atau yang disebut varian Delta.

Baca Juga: Varian Delta Covid-19 Ternyata Bikin Korban Kekurangan Oksigen

”Lineage B.1.1.7 atau varian Alfa dan B.1.470, varian yang sebelumnya dominan di Indonesia sejak awal pandemi mulai hilang. Varian B.1.466.2 yang sebelumnya dominan di Indonesia sejak kuarter terakhir 2020 juga menurun,” katanya.

Karakter virus begitu, mana yang paling kuat dan menulari ke inang, itu yang akan menjadi mayoritas.

Menurut Amin, sampel ini memang diambil dari rumah sakit, bukan dari populasi sehingga harus dibaca lebih hati-hati.

”Tetapi, yang sangat penting adalah memperketat protokol kesehatan sekarang, itu yang utama,” katanya.

Baca Juga: Hanya dengan Berpapasan, Varian Delta Bisa Menular

Varian Delta telah mendominasi temuan sampel SARS-CoV-2 yang dianalisis di Indonesia dengan whole genome sequencing dan telah didaftarkan di GISAID. Sumber: Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Dari analisis peneliti Eijkman ini terlihat, varian Delta mulai banyak ditemukan pada sampel yang diperiksa pada Maret 2021 dan semakin membesar bulan Juni 2021, menggeser berbagai varian lain yang telah lebih dulu menyebar. Varian Delta telah ditemukan di Indonesia sejak Januari 2021.

Sementara data Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 menunjukkan, varian yang jadi perhatian yang ditemukan pada Januari adalah 3 Alfa, 1 Beta, dan 2 Delta. Pada Februari hanya ditemukan varian Alfa dan pada Maret ditemukan 4 varian Alfa, 1 Beta, dan 3 Delta.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Cepat Menyerang Anak-anak, Ridwan Kamil: Anak-anak agar Betul-betul Dijaga

Bulan April ditemukan 12 varian Alfa, 1 Beta, dan 18 Delta. Pada Mei ditemukan 21 varian Alfa, 2 Beta, dan 117 Delta. Adapun hingga 22 Juni telah ditemukan 1 varian Alfa, 1 Beta, dan 103 Delta. Secara total, jumlah varian Delta dari Indonesia yang terdata di GISAID mencapai 242.

Varian Delata Sulit Diidentifikasi

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, masuknya varian Delta serta temuan kasus di beberapa daerah sangat sulit untuk diidentifikasi.

Nadia mencontohkan, kasus Covid-19 terjadi di Kudus, Jawa Tengah ditemukan 80 kasus varian Delta, namun berdasarkan hasil penelusuran tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri sama sekali. Hal serupa juga terjadi di DKI Jakarta.

Baca Juga: Varian Delta Sudah Tersebar di 6 Provinsi di Indonesia, Kemenkes Minta PPKM Diperketat

“Di DKI Jakarta juga dengan jumlah penambahan varian barunya juga tidak ada riwayat perjalanannya ke luar negeri. Jadi memang sulit diidentifikasi, “kata Nadia saat dihubungi Beritasatu.com, Sabtu (26/6/21).

Nadia menyebutkan, penyebaran varian ini juga dipengaruhi dengan tingkat kepatuhan protokol kesehatan (prokes) yang rendah, sehingga virus cepat menyebar di kelompok masyarakat.

“Kita enggak tahu bagaimana penularannya. Bisa saja seseorang yang memang enggak punya perjalanan ke luar negeri, tetapi hasil pemeriksaan terinfeksi varian Delta. Ini bisa saja terjadi karena virus berpindah dari orang ke orang,” ucapnya.

Baca Juga: Wanita Tertua di Dunia Berumur 124 Tahun Divaksinasi Covid-19

Selanjutnya, Nadia juga menuturkan, kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini selain karena varian Delta, ada juga kasus dari transmisi lokal. Namun, transmisi lokal tidak menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC) dari WHO.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan pers juga mengatakan, varian delta sebagai,

”varian yang paling mudah menular yang diidentifikasi sejauh ini”.

Dia juga memperingatkan bahwa virus itu sekarang menyebar di setidaknya 85 negara. Varian ini terutama mengkhawatirkan di negara-negara yang memiliki keterbatasan cakupan vaksin.

Menurut data dari Pemerintah Inggris, varian Delta 60 persen lebih mudah menular di dibandingkan dengan varian Alfa, yang sebelumnya merupakan strain dominan di Inggris dan setidaknya 20 negara lainnya. Sementara itu, varian Alfa sekitar 43 persen dan 90 persen lebih menular dibandingkan dengan virus SARS-CoV-2 versi awal.(kps/bs/hm13)

Related Articles

Latest Articles