5.9 C
New York
Monday, April 22, 2024

Ini Tips Deputi Gubernur BI Agar UMKM Kopi di Siantar-Simalungun Naik Kelas

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menghadiri Siantar-Simalungun Festival Cooffe 2022 yang digelar selama dua hari di areal salah satu hotel Parapat Kabupaten Simalungun, pada Sabtu (19/3/22) dan Minggu (20/3/22). Dody memberikan tips kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kopi agar bisa naik kelas mengembangkan usahanya ke depan. Yang pertama dengan cara berkolaborasi dan bersinergi diantara petani atau pelaku UMKM kopi.

“Kalau kita berkolaborasi, bersinergi diantara petani kopi, mungkin kita akan menghasilkan hasil yang lebih baik daripada bekerja sendiri. Prinsip sinergi kolaborasi ini selalu menjadi prinsip Bank Indonesia pada saat kita melakukan tugas dengan semua lembaga pemerintah,” tuturnya.

Bank Indonesia, kata Dody, meyakini bahwa sharing knowledge itu akan sangat baik pada saat mencari solusi permasalahan. “Kalau kita kembalikan ini kepada petani kopi. Saya rasa menjadi penting adalah bagaimana kolaborasi ini bisa mewujudkan saling membantu, saling memberikan pengalaman antar petani kopi, mulai dari sisi proses penanaman, maupun sampai marketing,” ujarnya.

Baca juga: Kopi Simalungun, Diincar Asosiasi ‘Starbuck’

Selanjutnya yang kedua, Dody menyarankan agar petani atau pelaku UMKM Kopi membentuk branding dan story telling. “Saya punya pengalaman, kebetulan kami punya tugas terkait dengan G-20, kita sedang menjadi presidensi G-20 selama satu tahun penuh sejak bulan Desember 2021 sampai Desmber tahun ini,” ungkapnya.

Komoditas kopi, kata Dody, merupakan salah satu speciality yang ditawarkan kepada para tamu, 20 negara plus ada negara lain yang totalnya ada sekitar 56 negara, di sekitar 150 even selama satu tahun. “Kopi Indonesia selalu menjadi bagian yang diincar para delegasi. Disitu kita tidak hanya menyajikan kopi dan aromanya. Tapi kita juga bercerita megenai kopi itu, bercerita mengenai latar belakang, kenapa kopi dengan nama tertentu,” bebernya.

Jadi pada saat menuju pasar eksport, lanjut Dody, para penggemar kopi akan menuntut kualitas kopi yang lebih tinggi, tentu perlu branding dan story telling. “Inilah salah satu yang saya akui merupakan bagian untuk memajukan industri kopi ini. Silahkan bapak ibu, jangan hanya jual kopi, jangan hanya menyajikan, mulailah bercerita, keluarkan brosur-brosur tentang kopi yang bapak ibu jual,” tukasnya.

Yang ketiga, kata Dody, kita harus masuk kepada isu green atau hijau, dimana semua negara menghendaki bahwa proses kegiatan harus dilakukan menggunakan yang sifatnya organik, karena ke depannya konsumen akan menuju ke arah titik tersebut.

“Keinginan untuk hidup sehat, apalagi dengan adanya pandemi, sekarang ini adalah produk yang menggunakan sertifikat green, itu yang lebih dicari. Kami selalu mengingatkan kepada para UMKM kopi, mulailah secara bertahap menuju kepada yang sifatnya organik. Itu tiga poinnya, harapan kami tentunya festival ini bisa dilakukan dengan baik dan lancar, dengan harapan sekali lagi, bapak ibu naik kelas, naik kelas dan naik kelas,” cecarnya.

Baca juga: Edukasi Kopi Lewat Acara ‘Fun Cupping’ Bersama Para Penggiat Kopi Siantar

Bank Indonesia,kata Dody, siap memfasilitasi dan mendampingi para petani atau pelaku UMKM kopi supaya bisa naik kelas. “Untuk naik kelas, gunakan digital. Digital adalah bagian daripada kita mendapatkan akses pasar yang lebih baik dan akses pembiayaan yang lebih besar. Dan yang kedua, lakukan 3 poin tadi sebagai pertimbangan bagi bapak ibu,” tutupnya.

Sebelumnya, di acara yang dihadiri Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan SDA Provinsi Sumatera Utara, Agus Tripriyono yang mewakili Gubsu itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar Teuku Munandar dalam laporannya menyampaikan bahwa Sumatera Utara memiliki potensi besar di sektor tanaman kopi.

“Hal ini tercermin dari jumlah luas tanaman kopi di wilayah suumatera utara yang mencapai 95,4 ribu hektar dengan kemampuan produksi mencapai 76,5 ribu ton. Di sisi ekspor, kopi Sumatera Utara telah diekspor ke berbagai negara diantaranya Amerika Serikat, Jepang dan Jerman. Di wilayah kerja Bank Indonesia Pematangsiantar, kopi menjadi salah satu andalan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Namun demikian, lanjut Teuku, industri kopi masih belum mature (dewasa) dan menghadapi beragam tantangan, dari hulu di tingkat petani, hingga ke hilir di tingkat pengolah kopi dan barista. “Untuk itu diperlukan action plan pengembangan komoditas kopi secara terintegrasi, dari hulu ke hilir agar pengembangan komoditas kopi dapat berjalan optimal. Salah melalui penyelenggaraan even seperti festival kopi,” ungkapnya.

Festival kali ini, kata Teuku, diikuti oleh 30 peserta kompetisi barista signature drink, 30 peserta kompetisi barista latte art, dan lomba fotografi yang melalui proses seleksi lebih dari 100 pendaftar. Adapun pesertanya berasal dari berbagai wilayah di Provinsi Sumatera Utara.

Baca juga: Ketua HMKASS Ajak Masyarakat Populerkan Kopi Simalungun

“Selain itu, kami juga mengundang buyer/eksportir untuk hadir dan melakukan table top dan Cupping Coffee dari produk kopi kelompok tani/UMKM peserta showcasing, agar dapat mengetahui kualitas dan citarasa dari masing-masing peserta. Harapannya, kegiatan ini dapat menjembatani antara buyer/eksportir dengan UMKM, dan akhirnya dapat direalisasikan melalui penandatangan Mou business matching antara buyer dan UMKM/kelompok tani,” tuturnya.

Sebelum meninggalkan lokasi kegiatan, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo beserta rombongannya menyempatkan diri menyambangi satu per satu stand yang ada di festival tersebut. Dan di sela kegiatan itu, kepada para awak media, Dody menegaskan bahwa festival kopi akan ditingkatkan jadi even skala nasional. (ferry/hm09)

Related Articles

Latest Articles