18.8 C
New York
Friday, May 3, 2024

Ratusan Ternak Ayam di Toba Bermatian

Toba, MISTAR.ID

Ratusan ternak ayam di Desa Lumban Gaol, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, bermatian. Menurut Mutiha Tambunan (35), kematian ternak miliknya itu lantaran faktor cuaca yang tidak bersahabat yakni hujan terus menerus.

Memang, bisnis usaha ayam potong cukup diminati banyak orang. Selain usaha yang menjanjikan juga dapat meraup keuntungan dalam waktu yang sangat singkat. Namun berbeda halnya dialami Mutiha Tambunan (35) yang mencoba membuka usaha ternak ayam potong di Desa Lumban Gaol, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.

Meski seorang pemula, ia sudah banyak mendapat tantangan. Namun bukan berarti dia menyerah. Apalagi, awal membuka usaha itu, ketika ia terdepak dari pekerjaannya sebagai sopir sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, dia memilih dan mencoba membuka usaha ternak ayam potong.

Baca Juga:Harga Ayam Potong di Deli Serdang Rp28.000

Dengan modal pas-pasan dan dukungan dari temannya, ia pun memulai usahanya sebulan lalu. Awalnya, selama dua minggu anak ayam ditaruh dalam satu kandang, lalu dipindahkan ke kandang yang agak luas. “Buka usaha ini susah gampang. Selain listrik, seluruh ternak juga butuh vaksin secara berkala. Juga pakan yang cukup. Butuh waktu sebulan ternak baru bisa dipasarkan,” kata Mutiha Tambunan, Minggu (15/11/20).

Hanya saja, setelah setengah bulan, sebagian ternak Mutiha bermatian. Kematian ternaknya diduga lantaran cuaca yang kurang bersahabat, seperti cuaca hujan yang tidak menentu.

“Kalau sudah begini, saya pasti merugi. Bagaimana tidak, baru berusia 1-2 minggu, sudah seratusan ternakku yang mati. Saya menduga karena faktor cuaca yang kurang bersahabat. Tapi itulah risiko kita. Mudah-mudahan sisanya sehat-sehat semua, hingga bisa dipasarkan seminggi lagi,” ujarnya.

Baca Juga:Harga Cabai dan Ayam Potong Merangkak Naik, Ini Penjelasan Elpiana Turnip

Rencananya, Mutiha akan melanjutkan usahanya itu setelah tahap pertama terjual semua. “Mudah-mudahan cuaca bersahabat. Sehingga usaha ini bisa berlanjut,” sebutnya sembari mengatakan ternak dapat dipasarkan dalam 30-35 hari sejak dipelihara.

Berbicara soal harga, awalnya ia membeli ternak Rp7.000 hingga Rp7.500 per ekor. Sementara setelah besar, ia menjualnya seharga Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per ekor. (james/hm12)

Related Articles

Latest Articles