12.3 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Aktivitas Narkoba Tinggi di Sumut, Ikut Dongkrak Kasus HIV/AIDS

Medan, MISTAR.ID

Narkoba dan HIV/AIDS memiliki korelasi atau hubungan. Dengan tingginya aktivitas narkoba di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) maka paparan HIV/AIDS juga semakin tinggi.

“Aktivitas narkoba di Sumut ini menjadi peringkat pertama secara nasional sehingga meningkatkan juga untuk kasus HIV/AIDS. Itu dugaan kita. Sebab yang awalnya Provinsi Sumut memiliki peringkat ketujuh untuk kasus HIV/AIDS kini naik menjadi peringkat kelima,” kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Sumut, Ikrimah Hamidy pada Mistar, Kamis (29/9/2022).

Untuk itu, saat ini upaya yang dilakukan KPAD guna menekan kasus HIV/AIDS di Sumut. pertama, sudah mendampingi dan bersama-sama dengan DPRD Sumut melahirkan satu Perda Penanggulangan HIV/AIDS No 3 Tahun 2022, tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Sumut.

Baca Juga:Kasus HIV/AIDS di Sumut Duduki Peringkat Lima, Didominasi Komunitas Lelaki Suka Lelaki

“Kedua, kami juga sudah mengajukan konsep rancangan peraturan gubernur sebagai tindak lanjutan perda ini ke Dinas Kesehatan Sumut. Informasi yang kami dengar, konsep ini telah dibahas internal dinas kesehatan dan telah diajukan ke Biro Hukum Pemprovsu. Targetnya di bulan Desember ini keluarlah pergubnya,” jabarnya.

Disamping itu, pihaknya juga telah melakukan kerjasama atau MoU dengan Kementerian Agama (Kemenag) Sumut bahwa ketika ada pembekalan pada calon pengantin, KPAD hadir untuk memberikan pembekalan.

Pembekalan ini, diungkapkan Ikrimah, sangat penting agar salah satu tidak tertular akibat tidak ada pengetahuan dan pemeriksaan yang akhirnya memaparkan yang lain. Kalaupun sudah terpapar akan diedukasi untuk mencegah agar pasangannya tidak ikut terpapar.

Baca Juga:Atasi Resiko Penularan bagi Ibu dengan HIV/AIDS saat Hamil, Ini yang Harus Dilakukan

“MoU juga dilakukan pada UNIMED untuk pencerahan ke mahasiwa masalah HIV/AIDS karena mereka calon guru juga pembekalan kader dari PKK, PP, HMI dan lainnya. Kami juga melakukan edukasi melalui media social, podcast, Instragram, Facebook dan lainnya dengan mengundang ibu rumah tangga yang tetular dari suaminya, atau pada wanita pekerja seks (WPS) yang telah terpapar dan masih juga aktif bekerja sebagai WPS. Diharapkan dengan adanya edukasi ini bisa menekan penularan kasus,” pungkasnya.

Sebelumnya, menurut Ikrimah hingga Maret ada sekira 20 ribuan orang yang terinfeksi penyakit mematikan ini. Dia mengatakan, perkembangan kasus HIV/AIDS semakin lama semakin meningkat. Bahkan periode kasus penyakit ini, pernah cukup besar yang dijumpai pada tahun 2013, yakni berjumlah lebih dari 20 ribu kasus. Namun, akhirnya jumlah yang terpapar menurun.

Baca Juga:200 Warga Simalungun Menderita HIV/AIDS, Bona Uli: Tertibkan Kafe Remang-remang

“Selain penularan yang meningkat, dari data-data yang diperoleh juga agak mengkhawatirkan. Sebab, rentang usia yang tertular didominasi anak muda usia antara 15 tahun sampai 30 tahun. Terjadi peningkatan penularan di usia ini dan persentasenya meningkat untuk perilaku atau komunitas Lelaki Suka Lelaki (LSL). Jadi, ini mengkhawatirkan ya,” ungkapnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles