23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Warga Resah Jika PPKM Level 4 di Siantar Diperpanjang Lagi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pelaksanaan PPKM Level 4 di Kota Pematangsiantar menimbulkan dampak yang luar biasa bagi kehidupan warganya. Pengketatan sejumlah aktivitas masyarakat membuat para pelaku usaha terpukul.

Pada pelaksanaan PPKM, banyak pedagang kaki lima (PKL) dan pelaku usaha lainnya mengeluh pendapatannya berkurang akibat ada pembatasan dalam pergerakan orang dan pembatasan jam buka lapak.

Setiap pelaku usaha yang diwawancarai mistar.id pada Minggu, (22/8/21) merasa resah. Mereka mengatakan, apabila PPKM level 4 masih diperpanjang, dinilai dapat menjadi ancaman serius bagi pelaku usaha. Apalagi di masa pandemi ini daya tahan para pelaku usaha sudah terbatas.

Baca juga: Disdik Siantar Berlakukan 75 Persen WFH Perkantoran Selama PPKM Level IV

“Cukuplah sekali saja, mudah-mudahan jangan lagi diperpanjang. Jika kembali diperpanjang, dipastikan potensi kehilangan omzet pendapatan akan semakin lebih besar,” ungkap Amin, salah satu pelaku usaha di Jalan Merdeka.

Katanya, sejak Pelaksanaan PPKM Level 4 tokonya mengalami penurunan omset hingga 80 persen. Sedangkan barang yang tersedia menumpuk di gudangnya. Dampaknya sangat berat sekali bagi para penguasa.

Apalagi, sambung Amin, biaya operasi yang cenderung tidak berubah nilainya. Khususnya dari listrik harus bayar walaupun tidak ada pemakaian, pemberian gaji pegawai serta biaya keluarganya seperti uang sekolah anaknya harus dibayarkan meski pembelajaran dilakukan secara daring.

Sementara itu, pelaku usaha lainnya, Romatua mengeluh biaya sewa kiosnya tidak diberikan keringanan sejak adanya pemberlakuan PPKM level empat. Padahal dampaknya sangat berat sekali. Kebanyakan penyewa kios tutup tidak bisa berjualan.

“Sudah berat karena pandemi, tambah berat lagi beban hidup ini dikarenakan PPKM. Lihat aja sendiri, hanya beberapa kios aja yang buka, selebihnya tutup. Lihat aja sendiri, orang yang datang aja tak ada,”ucap wanita yang kesehariannya sebagai penjahit di Pasar Horas.

Romatua menuturkan, bantuan sosial yang diberikan pemerintah berupa uang sebesar 600 ribu kemarin pada program PKH, masih kurang untuk membiayai hidupnya beserta ketiga anaknya yang masih sekolah. Pemberlakuan PPKM level empat membuat pendapatan di pusat belanja Kota Pematangsiantar itu merosot.

Hal serupa juga diungkapkan Reza. Ia menilai kebijakan PPKM level empat diberlakukan pelanggannya berkurang secara drastis. Padahal, kondisi ekonominya sudah mulai goyang akibat dampak pandemi saat ini.

Sebelumnya warung kopi (warkop) miliknya bisa buka sampai tengah malam pukul 24:00 wib, namun sejak PPKM waktu buka menjadi terbatas. Selain itu, kata dia, banyak pelanggannya yang takut dirazia ketika hendak memesan makanan atau minuman di tempatnya.

Baca juga: Soal PPKM Level 4, Kantor Wali Kota Siantar Ditaburi Bunga Oleh Massa GMKI

“Pelanggan jadi takut, soalnya kalau mau minum dan nongkrong disini merasa was – was bila ada pemeriksaaan dari Satpol PP. Para pelanggan jadi merasa tidak nyaman menikmati kopinya,”ungkap Reza.

Para pelaku usaha ini mengharapkan kebijakan PPKM tidak diperpanjang lagi karena berimbas pada rakyat dari segi ekonomi. Namun pelaku usaha itu mengembalikan keputusan tersebut di tangan pemerintah.

Di satu sisi pelaku usaha mengaku akan setuju PPKM diperpanjang, jika pemerintah menjamin kebutuhan rakyat. Sebab, selama ini pemberian bantuan itu masih bersifat terbatas. Bahkan ada yang sama sekali belum pernah ada satu pun bantuan dari pemerintah yang diterimanya. Padahal, selama PPKM penghasilannya mengalami penurunan yang signifikan. (yetty/hm06)

Related Articles

Latest Articles