16 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

PTM 100 Persen di Siantar Menuai Pro dan Kontra Orang Tua Murid

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kebijakan terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) berdasarkan aturan SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, bahwasanya pembelajaran tatap muka (PTM) mulai semester II tahun ajaran 2021/2022 digelar 100 persen siswa setiap kelas di sekolah. Semua siswa wajib melaksanakan PTM terbatas.

Kebijakan itu pun menuai respons yang beragam dari beberapa orang tua murid. Hasil pantauan Mistar di lapangan masih ada pro kontra dari orang tua. Mira (38), orang tua dari salah satu murid tingkat SD ini mengatakan tidak setuju jika PTM dilakukan 100 persen. Alasannya, masih khawatir apabila anaknya terpapar Covid-19. Meskipun dikatakan prokes ketat, namun tidak menjamin anaknya bisa terkontrol dengan baik disekolah.

“Anak saya itu aktif, dan saya masih khawatir tentang penjagaan anak saya ketika di sekolah. Saya juga belum yakin sekolah masih belum siap mempersiapkan prokes (protokol kesehatan). Pasalnya, akhir-akhir ini prokes mulai kurang diperhatikan,” ucapnya, Kamis (6/1/22).

Baca juga: Guru Diajak Cegah Penyebaran Covid-19 Agar PTM 100 Persen

Hal serupa juga diucapkan wanita yang bekerja di salah satu bank swasta di Jalan Merdeka Kota Pematangsiantar ini. Wanita tersebut berharap mekanisme PTM terbatas dilakukan seperti saat ini.

“Jangan dululah yah yang 100 persen dikelas. Kayak sekarang aja, sebagian PTM di sekolah, sebagian lagi online di rumah. Awalnya aja saat PTM dimulai saya khawatir. Apalagi sekarang sudah ada virus yang baru,”ungkap wanita yang tidak ingin disebut namanya itu.

Ia berharap, agar pemerintah mempertimbangkan kebiijakan PTM 100 persen setiap kelas di sekolah. Soalnya, wanita ini belum menjamin pihak sekolah dapat mendeteksi anak per anak biar terus patuh selama di sekolah. Terutama mengenakan masker selama di sekolah. Meski begitu, tidak sedikit pula orangtua murid yang setuju dan mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam penerapan PTM secara 100 persen.

Seperti yang diungkapkan Ricky Damanik. Pria yang memiliki dua orang anak ini sangat mendukung pada pelaksanaan PTM di sekolah. Pasalnya, ia kerap sekali kesal ketika pemerintah mengubah pembelajaran jadi daring, karena anaknya mengalami kesulitan belajar di rumah.

Baca juga: Kacabdis Pendidikan Tegaskan PTM di Siantar Masih Terbatas

“Guru kasih pekerjaan rumah banyak-banyak, sedangkan materi hanya sedikit. Anak saya bekerja sendiri. Dia bingung, ditambah lagi saya tidak mengerti sama sekali. Pulanglah jadinya kan,” tukas pria yang kesehariannya berdagang di pasar.

Di sisi lain, lanjut Ricky, rasa khawatir itu tetap ada saat mengizinkan kedua anak laki-lakinya yang duduk di bangku kelas SD dan SMP untuk melangsungkan PTM terbatas di sekolah.

Tetapi, ia harus mendukung apa yang terbaik untuk sang anak. Itu makanya, Ricky berucap lebih bersyukur adanya PTM ini apalagi akan dilakukan 100 persen. Menurutnya, proses pembelajaran tatap muka lebih meyakinkan dibandingkan daring.

Hal senada juga dikatakan Yanti. Ibu rumah tangga ini mengaku senang dan bahagia digelarnya PTM secara 100 persen. Alasannya, mengatasi kejenuhan pada anaknya dalam pembelajaran online yang sudah berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun

Baca juga: Songsong PTM, Polres Siantar Gelar Vaksinasi Anak

“Kalau saya pribadi bilang senang, jadi anak-anak bisa kembali bersekolah. Kalau di rumah itu gak ada yang mengontrol, bukannya belajar malah main terus. Kalau di sekolahan bisa belajar ketemu teman dan guru,”ujar Yanti tersenyum.

Jika nanti PTM 100 persen dan berlangsung setiap hari, ucap Yanti, ia tidak repot untuk mengajari anaknya lagi di rumah. Ditambah lagi, anaknya kerap kesulitan mengikuti materi pendidikan secara daring. Apakah tidak takut akan adanya varian Omicron yang saat ini sedang mewabah juga?

“Saya hanya bisa berdoa semoga anak saya baik – baik saja dimasa pandemi ini. Hanya saja, kami orang tua sangat berharap pada pihak sekolah lebih ketat lagi menerapkan prokes pada peserta didiknya,”kata Yanti. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles