0.4 C
New York
Sunday, March 24, 2024

Produktivitas Petani Sumut Terancam Anjlok, Stok Pupuk Subsidi Bertahan Hingga September

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan sektor pertanian mampu terus tumbuh positif di masa pandemi Covid-19 sebesar 15,4 persen pada kuartal II tahun ini. Sehingga Pemerintah meyakini sektor pertanian berpeluang besar menjadi penyelamat ekonomi nasional Indonesia.

Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Gusmayadi, SE kepada wartawan Mistar, Minggu (6/9/20) mengatakan, secara umum sektor pertanian dapat dikatakan cukup kuat dimasa pandemi.

“Tapi di samping itu ada pula beberapa komiditas yang mengalami keterpurukan. Hal ini lebih disebabkan karena terdapat beberapa aktivitas masyarakat yang terhenti seperti kegiatan pesta, pembatasan berjualan dan lain-lain. Di sisi lain, berbagai komoditas yang dapat dikaitkan dalam kualifikasi herbal, seperti jahe, nilainya juga semakin tinggi dimasa pandemik Corona,” katanya.

Baca Juga: Waw! Kejutan Pertanian Padi dari Batu Bara, Pupuk Organik Hasilkan 8,5 Ton/Hektar

“Ketersedian pupuk bersubsidi yang diprediksikan habis bulan ini (September, -red) membuat petani di Sumatera Utara kebingungan mencari pengganti atau alternatifnya. Padahal, musim tanam pada kwartal kedua ini, para petani membutuhkan banyak pupuk, agar tanaman yang membutuhkan pupuk dapat menghasilkan panen yang lebih maksimal tahun ini,” ujarnya menambahkan.

Dia mengakui, isu tentang pupuk subsidi sejak dulu selalu saja menjadi problem yang pelik. Terakhir sekali di Sumut terjadi data yang tidak sinkron antara Pemprov Sumut dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyangkut luas lahan pertanian.

“Hal ini berakibat pada berkurangnya alokasi pupuk subsidi untuk Sumatera Utara. Sehingga pihak pemprov mesti melakukan pengajuan-pengajuan di tahun berjalan,” katanya.

Baca Juga: Tarutung Bakal Diprogramkan Jadi Pilot Percontohan Pertanian

Namun dimasa covid ini, berdasarkan data yang dimiliki pihak dinas tanaman pangan dan holtikultura pupuk subsidi yang telah diserap petani sebanyak 70% dari alokasi yang ada. Dengan demikian, dapat diproyeksikan pupuk bersubsidi kita dapat bertahan hingga september 2020.

Jika nantinya, kita dihadapkan pada kemungkinan terburuk, dimana penjualan pupuk nonsubsidi hanya di kios distributor, dia memastikan akan mempengaruhi produktivitas petani.

“Atas dasar fakta demikian, pemerintah wajib segera melakukan langkah-langkah penting untuk mencukupi kebutuhan pupuk bersubsidi ini,” tegasnya.

Baca Juga: Waspadai Ancaman Krisis Pangan di Masa Pandemi

Dia menambahkan, sektor pertanian tentu saja semestinya selalu menjadi andalan dalam menghadapi berbagai situasi. Oleh karena itulah pemerintah semestinya melakukan langkah-langkah strategis untuk mempertahankan sektor pertanian agar terus tumbuh dan berkembang.

Menurut pria yang sering dipanggil Goben ini, banyak lagi sesungguhnya potensi yang dapat digali, salah satunya, pemerintah belum banyak mengoptimalkan sektor hilir dari pertanian yang sesungguhnya justru menjadi daging dari aktivitas pertanian. (yetty/hm02)

 

 

 

 

 

Related Articles

Latest Articles