22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Perhatian Keluarga Efektif Hentikan Balap Liar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Hingar bingar dan riuhnya tepuk tangan seakan menghipnotis para remaja yang berpacu dalam arena balapan liar.  Suasana ini ternyata tidak hanya ada dalam layar kaca sebagai tontonan manis, namun juga sudah menjadi tontonan di kalangan remaja di kehidupan nyata. Lahan kosong bahkan jalan raya menjadi tempat mereka, memacu andrenalin menebus batas nyali, hingga terkadang berujung maut. Seperti yang terjadi baru-baru ini, aksi balap liar yang terjadi  di jalan umum menuju Parapat tepatnya dekat Masjid All-Hadi Marihat, Kecamatan Siantar Marimbun, Senin (15/6/20) anak remaja meregang nyawa.

Di mata psikolog Ruth Maya Tamba, M.S.Psi, tindakan yang dilakukan oleh pembalap liar bukan saja terjadi karena adanya reward, seperti taruhan yang diperoleh dari hasil balapan liar, akan tetapi pembalap liar juga ingin mendapatkan penghargaan dari teman-temannya maupun dari masyarakat. Pembalap liarpun memikirkan harga dirinya. Jika pembalap tersebut memenangkan aksi balapan liar, mereka bisa mendapatkan perhatian dari teman-temannya.

Disamping itu, para pembalap liar ini juga sedang ditahap masa ekplorasi atau tahap coba – coba. Dimana, usia tadi itu sering disebut masa transisi, jadi mereka ini tidak mau lagi disebut anak – anak. Padahal, mereka juga tidak memikirkan dampak dan pengaruh menjadi pembalap liar, walaupun dampak dan pengaruhnya sangat besar untuk dirinya, orang tua, masyarakat, lawan atau pembalap lainnya. Umumnya, anak yang masih muda ini tipikalnya adalah mengikuti trend, dan ini dibuatnya sebagai alasan tahap pengenalan dirinya tadi.

Baca juga: Balap Liar Berujung Maut, Warga Sibatu-batu Siantar Tewas

Baca juga: Himbauan Hingga Patroli Balap Liar, Polres Siantar Juga Ajak Orangtua Ikut Awasi Anak

“faktor lain juga ada, seperti mengikuti ajakan teman sebaya, hobi memodifikasi kendaraan bermotor, dan juga memiliki kebiasaan keluar malam dan ada juga yang tergiur uang taruhan. Selain itu, ada pula yang memilik latar belakang keluarga broken home, kurang mendapatkan perhatian orangtua dan juga orangtua terlalu memberikan kebebasan kepada anak dalam hal pergaulannya dengan yang lain,” ucap wanita ini yang mengambil gelar psikolog di universitas Padjadjaran dan Gelar Megisternya pada Universitas Tarumanagara.

Menjadi pembalap liar membuat mereka menyukai tantangan yang mengacu adrenalin. Dengan mencintai balap liar bisa mendapatkan tambahan kepercayaan diri, merasa berhasil melakukan dan mencapai sesuatu (kecepatan), merasa dihormati oleh orang lain. Juga membuktikan kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar maupun kepada masyarakat, kalau dirinya sangat berarti, mendapatkan penghargaan dari orang lain, dan mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitarnya.

“Hal ini berhubungan dengan penerimaan dan perhatian dari lingkungannya. Terutama keluarga dan masyarakat sosial. Semakin banyak ekspresi kasih sayang yang diterimanya, individu akan merasa semakin berarti, tetapi bila individu tidak atau jarang mendapatkan stimulus positif dari keluarga sendiri maupun orang lain, maka individu tersebut akan merasa ditolak dan kemudian mengucilkan diri dari pergaulan. Akhirnya, individu tersebut lari ke teman dan balap liar tersebut, karena disana individu itu merasa sepertinya lebih dihargai,” imbuhnya.

Selian itu, pentingnya harga diri bagi para pembalap liar tersebut, sehingga tidak menghiraukan nasehat kedua orang tuanya dan membuat kedua orang tunya cemas saat anaknya melakukan balapan liar, walaupun berulang kali orang tuanya menasehati, namun anaknya masih menjadi seorang pembalap liar untuk meningkatkan harga dirinya. Jika kalah, dirinya akan diinjak-injak dan merasa diremehkan oleh orang-orang.

Oleh sebab itu, selain berharap keseriusan polisi, Ruth juga mengingatkan para orangtua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka di luar sekolah terutama pada musim liburan, apalagi seperti sekarang ini sekolah sedang ditutup akibat pandemi Covid-19. Perhatian keluarga terkhusus orangtua jauh lebih efektif menghentikan balapan liar ketimbang operasi penertiban oleh polisi. (yeti/hm06)

Related Articles

Latest Articles