14.5 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Pebisnis Barang Rongsokan Keluhkan Turunnya Pendapatan Hingga 40 Persen

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Selama masa pandemi Covid-19, para pelaku usaha barang rongsokan mengaku mengalami penurunan pendapatan antara 40 hingga 50 persen. Meskipun pemerintah telah menerapkan pelonggaran pembatasan pada sejumlah wilayah di Indonesia.

Salah seorang pebisnis barang rongsokan, RH boru Hutajulu menuturkan, usahanya mengalami penurunan pada masa pandemi Covid-19 sekitar 40 persen, dibanding ketika sebelum terjadi pandemi.

“Barang-barang banyak yang tidak laku, karena para langganan kita pun banyak yang tutup ataupun tak ada aktivitas. Alhasil, barang tertahan jadinya,” ucapnya, Sabtu (5/9/20).

Sebelum pandemi ini, barang-barang rongsokan itu punya harga yang cukup lumayan apabila dibeli para pengepul untuk diolah kembali. Tapi sejak pandemi ini, katanya, harganya sangat turun sekali. Meskipun demikian, barang-barang rongsokan tersebut harus dijual sebab stok sudah semakin banyak.

Baca Juga:Dibagikan, 400 Paket Sembako Untuk Pemulung Dan Petugas Kebersihan

Akibat kondisi seperti ini, wanita yang memiliki usaha barang rongsokan di Jalan Rela Kecamatan Siantar Utara, ini terpaksa menghentikan beberapa karyawannya, sebab tidak sanggup lagi untuk memberi gaji.

“Para pekerja ini kebanyakan dari para kaum wanita. Mereka bekerja untuk membantu rumah tangganya juga. Kebanyakan, suami mereka korban PHK dan di rumahkan untuk sementara. Sedangkan mereka butuh makan. Saya harap pemerintah pun jangan tutup mata melihat kami ini,” ungkapnya dengan tegas.

Amatan Mistar di lapangan, para pemulung ataupun penyortir barang rongsokan kebanyakan adalah para kaum hawa. Hampir setiap hari mereka bergumul dengan barang-barang yang tidak berguna lagi di dalam rumah tangga, maupun kantor.

Untuk sementara, di masa pandemi ini, mereka terpaksa mengabaikan protokol kesehatan untuk sementara waktu. Tujuannya dapat membantu perekonomian keluarga.

Di tempat terpisah, pengepul barang rongsokan yang sudah cukup dikenal di Pematangsiantar, yakni CV Dalanta Horas, Siholmaida Sitinjak sebagai kepala administrasi di tempat itu mengatakan, biasanya para pemulung bisa menyetorkan barang rongsokan hingga 50 kilogram.

Baca Juga:Plastik Penyumbang Terbesar Sampah di Kota Medan

Namun di masa pandemi corona ini menurun hingga 50%. “Akibat Covid-19 pendapatan menurun drastis hampir 50%. Yang biasanya bisa mencapai hingga 100 juta tiap bulannya, sekarang hanya mampu setengahnya saja,” jelasnya.

CV Dalanta Horas ini juga terpaksa membagi para pekerja agar bisa membantu yang lainnya untuk mendapatkan gaji. Harga jual barang bekas per kilo juga turun drastis dari biasanya. Akibat stok yang melimpah di gudang. Barang bekas yang dikumpulkan mengalami penurunan harga jual ke pengepul.

Selain itu, dia juga berharap uluran bantuan dari pemerintah dapat segera dirasakan para pemulung di tempat tersebut.

Sebab, bantuan BLT maupun bantuan Covid-19, belum pernah mereka cicipi di masa pandemi ini. Covid-19 menghambat seluruh sektor kehidupan. Semoga virus corona cepat pergi, aktifitas penjualan barang rongsokan maupun para pemulung pun bisa kembali bergulir dengan tenang dan tanpa kekhawatiran.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles