5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Membuka Peluang Emas Bisnis Peternakan Lebah Madu

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Beternak lebah madu dengan memanfaatkan hutan lindung di kawasan tempat tinggal ternyata sangat menjanjikan. Karena, 1 stup (kotak lebah) bisa menghasilkan 2-3 kilogram madu maka bila sukses memiliki 30 stup maka penghasilan pun akan mengalir.

Hal ini diungkap Aam Hasanudin S Hut, instruktur pelatihan beternak lebah madu dari Balai Penelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli dalam pelatihan yang diikuti masyarakat Kabupaten Simalungun dan Serdang Bedagai di galeri/peternakan Lebah Flora Nauli Group Kota Pematangsiantar selama 5 hari.

Dikatakannya, masyarakat yang tinggal di kawasan hutan lindung akan sangat terbantu karena hutan secara alami menyediakan pakan untuk lebah madu.

Baca juga: Wagubsu Cicipi Sarang Lebah Dan Minum Madu Asli

Itu sebabnya, Aam Hasanuddin menyebutkan pelatihan ini akan membuka cakrawala berpikir dan sekaligus membekali masyarakat yang tertarik beternak dan berbisnis lebah madu dengan memberikan materi teori dan praktek Manajemen Pengelolaan Koloni Lebah Madu.

“Materi yang kita berikan ini meliputi biologi lebah, penangkaran ratu, tanaman pakan, hama penyakit, pemanenan dan pemasaran produk,” ujar Aam Hasanuddin disela sela pelatihan Jumat (18/9/20). Diakuinya, teori dan praktek sangat penting dilakukan bagi para peternak lebah madu agar peserta bisa langsung praktek di daerah masing-masing setelah mendapat pelatihan ini.

Kepala Seksi Perencanaan BPHP Jandi Pinem mengatakan, pelatihan ternak lebah madu ini sangat potensial bagi masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan secara positif, untuk menambah in-come (pemasukan, red)bagi masyarakat.

“Kita ketahui pakan ternak secara alami sangat banyak di hutan. Jadi masyarakat harus bisa memanfaatkan sumberdaya alam yang ada,” ujar Jandi Pinem. “Mudah-mudahan masyarakat bisa memiliki keahlian ternak lebah madu,” katanya.

Jandi berharap dengan pelatihan ini timbul perasaan memiliki hutan sehingga masyarakat bisa ikut menjaga hutan. Sehingga bisa saling bahu membahu.

Setelah pelatihan ini, BPHP juga akan memberikan bantuan kepada masyarakat berupa peralatan dan bahan-bahan penangkaran lebah madu. Agar bisa berkelanjutan nantinya para peserta akan membentuk grup untuk saling bertukar informasi agar bisa meningkatkan pemahaman.

Pada pelatihan itu masyarakat diajarkan membuat stup berbahan kayu dan jenis yang baik untuk lebah. Dalam satu stup saja bisa menghasilkan 2 kg sampai 3 kg madu. “Bisa kita bayangkan bila setiap orang memiliki 30 stup, maka mereka bisa berpenghasilan dari lebah madu,’ ujar Jandi optimis.

Sementara itu Salah Tarigan salah seorang peserta pelatihan asal Nagori Pangaribuan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun, merasa optimis pelatihan ini bisa memberikan semangat berwirausaha ternak lebah madu.

“Optimis, karena pakan lebah madu sangat banyak di lingkungan kita, kita tinggal memanfaatkan sumber yang ada. Apa lagi setelah mendapat pelatihan ini, kita semakin semangat,” ujarnya.

Sementara Sabariah Harahap pemimpin galeri/ peternakan Lebah Flora Nauli Group mengatakan pelatihan lebah madu mulai banyak diminati masyarakat termasuk mahasiswa dan pelajar. Di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat berkeinginan untuk berwira usaha, apa lagi peminat madu di masa pandemi semakin tinggi, sehingga bisa membuka peluang usaha rumahan. (jelita/hm09)

Related Articles

Latest Articles