6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Kasus DBD di Siantar Mulai Menurun

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kasus penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pematangsiantar berangsur menurun, Senin (18/7/22). Meski kasusnya menurun, DBD masih tetap dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB), apalagi seluruh kecamatan di Kota Siantar masih zona merah kasus demam berdarah dengue.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pematangsiantar Johannes Sihombing mengatakan, kasus DBD sempat alami kenaikan dan setelah dilakukan penanganan, jumlah kasusnya pun mulai menurun.

“Untuk saat ini kasus DBD di Siantar mulai menurun. Bisa dikatakan menurunnya itu drastis. Semula ada 317 kasus sejak Januari dan Juli. Untuk saat ini, semula ada 16 dan kini hanya 7 orang saja yang masih dirawat di rumah sakit,” ungkap Johannes yang ditemui di komplek perkantoran Pemko Pematangsiantar, Senin (18/7/22) siang.

Baca Juga:Siantar KLB DBD, 7 Warga Meninggal

Lanjut Johannes kembali, untuk data per kecamatan yang saat ini memiliki pasien demam berdarah dengue yakni, Siantar Marihat 1 pasien, Siantar Marimbun 2 pasien, Kecamatan Siantar Selatan, Barat, Utara dan Timur 0 pasien. Sementara itu Siantar Martoba 3 pasien dan Sitalasari 1 pasien.

“Hingga saat ini pasien DBD yang dirawat di rumah sakit tinggal 7 orang. Sudah adalah penurunan,” ujar Sihombing seraya menyampaikan pihak kecamatan dan juga kelurahan telah melakukan upaya dalam penanganan DBD.

Dijelaskan Johannes lagi, ada pun upaya dalam penanganan DBD di kecamatan dan kelurahan yakni dengan melakukan kegiatan bersih-bersih dan juga memberikan imbauan tentang DBD kepada masyarakat. “Penanganan DBD di kecamatan dan kelurahan itu fokusnya, memberikan imbauan kepada masyarakat. Baru mengaktifkan 3 M (Menguras, Mengubur dan Menutup) tempat atau wadah yang menampung air,” katanya diwawancarai.

Baca Juga:Tanggulangi DBD, Pemko Siantar Aktifkan Tim Gercep dan Pokjanal Kelurahan

Diberitakan sebelumnya, Domen Silalahi selaku Epidemiologi Ahli Muda pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar mengatakan, penyakit DBD yang kini dinyatakan KLB pun dipengaruhi oleh peralihan cuaca yang saat ini terjadi. Dimana terkadang turun hujan, terkadang cuaca panas, sehingga nyamuk aedes aegypti berkembang biak.

“Sepertinya begitu, karena terkadang hujan dan terkadang panas. Jadi ada air yang menggenang di saat musim hujan dan nyamuk bertelur, di musim panas telur nyamuk itu menetas,” ungkap Domen Silalahi di ruangan kerjanya, Kamis (14/7/22) siang.

Maka dari itu, Domen Sialali menyarankan warga agar melakukan Pemusnahan Sarang Nyamuk (PSN), sehingga kasus tambahan dan berulang tidak lagi didapat di tempat yang sama. Bahkan pihaknya juga sudah melakukan penyelidikan epidemiologi ke delapan kecamatan di Pematangsiantar dengan survei jentik nyamuk oleh pihak puskesmas.

Baca Juga:Siantar Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah

Disampaikan Demon kembali, untuk penanganan kasus DBD sendiri. Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar bekerja sama dengan Dinkes Sumatera Utara (Dinkes Sumut). Dinkes Provinsi Sumut menyatakan, setelah pengujian laboratorium terdapat empat varian virus. Biasanya kondisi ini jarang terjadi dan di suatu wilayah hanya terdapat 1, 2, dan 3 varian. Ini terdapat 4 varian dan hal ini jarang terjadi.(hamzah/hm15)

Related Articles

Latest Articles