15.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Harga Minyak Goreng dan Telur Mulai Turun di Siantar, Daging Ayam Tetap Mahal

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kota Pematangsiantar perlahan-lahan mulai turun seperti telur, cabai dan minyak goreng. Penurunan ini terjadi setelah harga bahan pokok mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada akhir tahun lalu.

Pantauan mistar.id di salah satu sentral pasar tradisional yaitu Pasar Dwikora Pematangsiantar, Minggu (16/1/22), harga minyak goreng kemasan turun menjadi Rp16-17 ribu per liter dari yang sebelumnya Rp18-19 ribu per liternya.

“Sudah hampir beberapa hari inilah harga minyak goreng mulai turun. Minyak curah juga turun jadi Rp17.500 per kilogramnya,” ucap salah satu pelaku usaha Sembako, Haji Soleh.

Selain itu, lanjut Haji Soleh, harga telur juga mengalami penurunan. Kini, harga telur menyentuh Rp48 ribu per papan (30 butir). Sebelumnya, pedagang menjual telur di harga Rp57 ribu hingga Rp60 ribu per papan.

Baca Juga:Harga Belum Stabil, 3 Sembako Ini yang Membuat Konsumen Menjerit

Dia menuturkan, penyebab turunnya harga telur saat ini dikarenakan pasokan telur ayam ke pasar semakin banyak, dan permintaan masyarakat mulai menurun. Berbeda dengan sebelumnya, di mana harga telur melonjak tinggi, akibat permintaan masyarakat meningkat ketika menjelang hari Natal untuk membuat kue.

Sementara itu, untuk komoditas cabai merah, cabai rawit, juga harganya secara bertahap turun dengan nilai yang bervariasi. Cabai rawit yang sebelumnya mencapai Rp60.000/Kg kini turun menjadi Rp40.000.

“Harga cabai-cabaian semua mulai turun harganya. Apalagi cabai merah sekarang harganya Rp20.000/Kg. Sepertinya musim panen mulai tiba, stok banyak di pedagang,” ungkap C Manalu.

Baca Juga:Harga Sembako Masih Stabil di Pematangsiantar

Meskipun beberapa komoditas sudah mengalami penurunan, namun masih ada beberapa yang harganya tetap mahal. Seperti daging ayam ras, meski kenaikannya tidak signifikan, namun harganya tetap tinggi dan bertahan lama.

Menurut para pedagang ayam di pasar tradisional, kenaikan harga ayam tersebut dikarenakan permintaan masyarakat masih tinggi. Pasalnya, sejumlah pedagang ikan di pasar banyak yang kosong. Sebab pasokan ikan untuk dijual tidak ada.

“Sebenarnya, tidak tahu penyebabnya apa. Ada yang bilang banyak orang beralih beli daging ayam. Soalnya, ikan lagi kosong. Kondisi cuaca di laut kurang bersahabat sehingga hasil tangkapan nelayan jadi sedikit, kata orang yang jualan ikan,” terang Iwan.

Baca Juga:Harga Sembako Melonjak, Pelaku Usaha Rumah Makan Terpaksa Naikkan Harga

Iwan mengatakan, saat ini harga satu kilogram daging ayam adalah Rp37.000-38.000, sedangkan harga ayam satu ekor dari semula Rp25.000-35.000 kini menjadi Rp50.000.

Rita (37) pelaku usaha rumah makan berharap, harga kebutuhan pangan bisa kembali murah. Terutama, daging ayam yang terus bertahan di atas 30 ribuan.

“Serba salah kalau mau naikin jualan kami. Kalau kami naikin harganya, malah pembeli kami akan berkurang. Kalau dikurangi porsinya, pembeli banyak yang komplain, apalagi rasanya berbeda. Sabar-sabar sajalah, mau gimana lagi,” kata Rita.

Hanya saja, ucap Rita, tidak tahu sampai kapan ia bertahan dengan kondisi seperti ini. Maka dari itu, Rita meminta pada pemerintah segera bertindak untuk dapat menstabilkan kembali harga-harga kebutuhan pokok.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles