11.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Harga Belum Stabil, 3 Sembako Ini yang Membuat Konsumen Menjerit

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sudah dua pekan momen tahun baru 2022 berlalu, kenyataannya, harga sejumlah kebutuhan pokok, sampai kini, masih tergolong mahal seperti telur, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Pantauan mistar.id pada dua pasar tradisional terbesar di Kota Pematangsiantar yakni Pasar Horas dan Pasar Dwikora, Minggu (9/1/22), kenaikan harga telur ayam ras meningkat menjelang pergantian tahun kemarin. Harga telur mengalami kenaikan yang cukup ekstrem pada sejak menjelang awal tahun 2022.

Harga jual telur saat ini mengalami penurunan, namun harga tersebut belum masih jauh dari angka normal. Kini, harga telur menyentuh Rp51 ribu per papan (red=30 butir). Sebelumnya, pedagang menjual telur di harga Rp57 ribu hingga Rp60 ribu per papan.

“Memang turun harga telur sekarang, tapi tetap mahal. Selain itu, kwalitasnya juga menurun, tidak sebanding dengan harganya yang mahal,” ucap Arif, pedagang mie goreng yang berada di Jalan Ade Irma tersebut.

Baca juga:Jelang Nataru, Harga Sembako di Batu Bara Stabil

Arif juga menambahkan, meski harga telur saat ini sangat mahal ditambah lagi minyak goreng yang terus bertahan mahal, ia tidak bisa menaikan harga dagangannya pada konsumen. Ia khawatir pembeli akan berkurang, jika dinaikkan pula harga dagangannya.

“Biarlah untuk saya yang berkurang menjadi sedikit, asal pembeli tetap senang. Sebab, dimasa yang sulit saat ini, orang berfikir untuk mengeluarkan duit. Saya hanya berharap pemerintah secepatnya mengatasi lonjakan harga bahan pokok yang terus mahal,” harap Arif.

Selain itu, Kenaikan pun terjadi dalam waktu singkat secara terus menerus pada daging ayam ras. Harga daging ayam capai kenaikan Rp1000 – 2000 per kilogramnya, dikisaran harga Rp38 hingga Rp40 ribu per kilogram.

“Harga daging ayam ini tidak bisa ditentukan. Sebelumnya, sempat turun, tapi sekarang malah naik lagi,” ucap Imran.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pedagang daging ayam lainnya, Siti Sinaga. Menurutnya, naiknya harga daging ayam itu karena pasokan yang minim akibat kelangkaan serta beberapa faktor seperti cuaca.

“Kalau dibilang minim, bisa juga. Karena ayam – ayam ini didatangkan dari luar Siantar. Apalagi musim hujan, jalanan jelek. Ditambah lagi ikan kan sedang kosong, jadi orang banyak beralih ke daging ayam,” jelas Siti.

Namun, ada juga harga sembako yang mengalami penurunan pada hari ini meskipun masih tetap tergolong mahal. Misalnya, harga cabai rawit yang turun dari harga Rp60 ribu jadi Rp42 ribu, cabe merah yang turun sebesar Rp26 ribu per kilogram menjadi Rp20 per kilogram.

Menurut para pedang cabai di Pasar Dwikora, kendati harga cabai rawit telah turun, dia dan pedagang lainnya masih kesulitan menjual rawit ataupun cabai lainnya kepada konsumen.

Baca juga:Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Siantar Masih Stabil

“Harga tersebut  masih jauh dari angka normal. Selain itu, sepertinya musim panen sudah banyak, seperti cabai merah. Banjir saat ini di para pedagang, tapi pembelinya sedikit,” ungkap Rosmita dengan kecewa.

Para pedagang ini juga berharap pada pemerintah agar segera melakukan tindakan dengan melakukan stabilisasi harga. Menurut para pedagang itu masih mahalnya harga jual sejumlah kebutuhan pokok tidak hanya berdampak bagi konsumen, melainkan juga kalangan pedagang. (yetty/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles