16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Harga BBM Naik, Sopir Angkot dan Ojol: Rakyat Kecil Makin Hancur

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumatera Utara (Sumut) sejak 1 April 2021, kini menuai keluhan dari warga Kota Pematangsiantar terutama sopir angkot dan pengemudi ojek online (ojol).

Irwan Tampubolon (45) sopir Angkot Sinar Siantar cuma bisa pasrah atas kebijakan menaikkan harga BBM jelang bulan Ramadhan tahun ini. “Kenaikan harga BBM ini menambah penderitaan masyarakat. Seperti kami sopir angkot. Sudah susah gara-gara corona tambah lagi beban kenaikan BBM. Makin sengsara masyarakat bang, termasuk aku. Sudah tak ada penumpang, naik pula harga BBM,” kata Irwan, Sabtu (3/4/21).

Hal serupa disampaikan Rahmat Suriyanto yang juga sasama sopir angkutan. Ia mengatakan, dengan adanya kenaikan BBM tersebut membuat dirinya kecewa dan menambah beban masyarakat. “Ada rasa kecewa dengan kenaikan BBM itu. Kenapalah pas saat suasana corona ini naik harga BBM. Kalau sudah begini jadi menambah beban. Sudahlah sewa sepi, penghasilan juga tidak ada,” ujar Rahmat Suriyanto.

Baca Juga:Soal Kenaikan Harga BBM Non Subsidi, Gubsu Edy Rahmayadi  Sebut Pertamina Cari Momen

Selain keduanya, naiknya harga BBM turut dirasakan driver ojol yang saat ini sepi konsumen. BBM menjadi kebutuhan utama para sopir angkot dan driver ojol untuk bekerja sehari-hari mencari penumpang. Kenaikan harga BBM ini pun menambah beban Jimmy (39) driver ojol yang saban hari mangkal tak jauh dari Loket Paradep
untuk menghidupi keluarganya.

“Kebijakan ini (menaikkan harga BBM) aneh dan tidak tepat. Kami sebagai ojek online yang sehari-hari bekerja dengan kebutuhan utama BBM makin sulit. Masa harga BBM naik di saat kondisi seperti ini,” ujar Jimmy yang ditemui di Jalan Sutomo, Kota Pematangsiantar.

Selain menjadi beban, kata Jimmy, pandemi Covid-19 berdampak besar atas penghasilan para driver ojol. Dengan begini, pendapatan driver ojol berkurang bahkan ada seharian keliling cuma dapat dua atau tiga konsumen.

Baca Juga:Per Hari ini, BBM Non Subsidi di Sumut Naik

Keluhan serupa disampaikan driver ojol lainnya, Eri yang juga kerap mangkal di Jalan Sutomo. Menurutnya kenaikan harga BBM tidak tepat dan menyengsarakan masyarakat kecil. “Saya baru tahu tadi kalau harga sudah naik. Kami yang rakyat kecil ini bisa apa. Ini masa pandemi, sewa sepi. Ditambah naiknya BBM yang merupakan kebutuhan utama mencari rezeki, makin lengkaplah,” sebutnya.

Sementara pegawai SPBU Jalan Ahmad Yani mengatakan, sejak harga BBM naik, kondisi di tempat kerjanya biasa saja. “Memang hari ini sepi. Tapi semalam ramai kok. Mungkin karena hari ini libur aja makanya sepi. Orang pada jalan-jalan mungkin,” sebutnya.

Adapun kenaikan harga BBM meliputi:
– Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 7.850.
– Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 9.200.
– Pertamax Turbo dari Rp 9.850 menjadi Rp 10.050.
– Pertamina Dex dari Rp 10.200 menjadi Rp 10.450.
– Dexlite Rp 9.500 menjadi Rp 9.700
– Solar Non PSO dari 9.400 menjadi Rp 9.600. (hamzah/hm12)

Related Articles

Latest Articles