9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Empat Kecamatan Siantar Berpotensi Banjir Menengah, Ini Data Bencana yang Pernah Terjadi

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Prediksi Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah 1 Medan menyebutkan ada empat dari delapan kecamatan di Kota Pematang Siantar yang berpotensi banjir menengah.

Hal itu disampaikan Wali Kota Pematang Siantar, Hj.Susanti Dewayani SpA didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pematang Siantar, Robert Samosir pada kegiatan Talk Show “Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Penanggulangan Bencana di Kota Pematang Siantar” yang digelar di Hotel Sapadia, Kamis (8/12/22).

Keempat kecamatan tersebut, ujar Wali Kota Siantar, adalah, Kecamatan Siantar Barat, Siantar Timur, Siantar Martoba dan Kecamatan Siantar Sitalasari. Keempatnya, berpotensi banjir menengah sejak Oktober 2022 hingga Desember ini.

Baca juga:Relawan Bencana Siantar Dimaksimalkan, BPBD Sumut: Bencana Adalah Urusan Bersama

Wali Kota Pematang Siantar juga memberikan gambaran berdasarkan data bencana sejak tahun 2021 hingga 2022.

Bencana longsor tahun 2021 terjadi di 11 titik dan tahun 2022 naik jadi 13 titik.

Banjir tahun 2022 terjadi 3 titik, angin puting beliung tahun 2021 lima lokasi dan tahun 2022 tujuh lokasi.

Kebakaran tahun 2021 terjadi di 25 lokasi dan tahun 2022 terjadi 16 lokasi.

Pohon tumbang tahun 2021 terjadi di 33 titik dan tahun 2022 melonjak jadi 52 titik.

Menanggulangi bencana ini, dr. Susanti Dewayani selaku kepala daerah mengatakan, pemerintah tidak akan mampu sendiri menangani bencana dengan segala keterbatasan yang ada.

“Peran aktif masyarakat terutama dunia usaha, akademisi dan media massa sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan penanggulangan dan penanganan bencana. Sehingga bila terjadi tanggap darurat dan pemulihan, diharapkan peran semua komponen agar bersinergi dan terpadu,” harapnya.

Melalui kegiatan talk show tentang tanggap bencana tersebut, Wali Kota berharap kepada seluruh komponen masyarakat, agar menaruh perhatian dan respon terhadap upaya penanggulangan bencana, karena bencana adalah urusan dan menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mengatasinya.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Pematang Siantar, Robert Samosir sebelumnya menjelaskan, secara umum sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi rawan bencana sangat perlu dilakukan.

“Ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama, membangun dialog, dan mengembangkan jejaring antar pelaku penanggulangan bencana, agar dapat dijadikan sebagai ajang pembelajaran bersama,” ujarnya.

Baca juga:Warga Belawan Bentrok, 3 Orang Kena Tembak Senapan Angin

Tujuan khusus perlunya sosialisasi dan diseminasi, imbuh Robert Samosir, agar diperoleh hasil aksi nyata pelaku usaha dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Juga agar terbangun kemitraan antara pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana, sehingga nantinya mendapatkan masukan dalam rencana penanggulangan bencana.

Sedangkan manfaat yang diharapkan, lanjut Robert, adalah untuk meningkatkan koordinasi kemitraan antar pemerintah daerah, lembaga usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

“Sehingga akan lahir komitmen bersama antar pemerintah daerah, lembaga usaha dan masyarakat dalam pengembangan penanggulangan bencana, dan adanya masukan dalam rangka perencanaan program penanggulangan bencana di wilayah Kota Pematang Siantar,” tutupnya.(maris/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles