9.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Hardiknas 2022: Pelajar, Kenali Sisi Lain Ki Hadjar Dewantara

Jakarta, Mistar.ID

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 yang selalu diperingati setiap 2 Mei sangat spesial karena juga bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Meski dirayakan bertepatan dengan hari libur Idul Fitri, tidak menyurutkan semangat dari Hari Pendidikan Nasional itu sendiri.

Para pelajar tentu tahu, bahwa Bapak Pendidikan Nasional adalah Ki Hadjar Dewantara. Hardiknas ini selalu dirayakan untuk mengenang jasanya bagi dunia pendidikan Indonesia. Tak hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara juga mempunyai sisi menarik lainnya yang perlu diketahui generasi muda Indonesia.

Para pelajar bisa menjadikan sisi lain dari Ki Hadjar Dewantara sebagai sebuah inspirasi agar bisa mencetak prestasi yang sama di masa mudanya. Merangkum dari berbagai sumber, berikut sisi lain Ki Hadjar Dewantara yang menarik untuk disimak.

Baca Juga:Hardiknas 2021, Nadiem: Ingin Pelajar Merdeka dan Menggenggam Teguh Falsafah Pancasila

Pernah menjadi Menteri Pendidikan di era Soekarno

Setelah banyak membantu masyarakat Indonesia dalam mengenyam pendidikan dan Indonesia menyatakan merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan oleh Presiden Soekarno.

Berkat ketulusan hatinya dalam membangun bangsa Indonesia dengan pemikirannya dan jerih payahnya membuat sistem pendidikan, Ki Hadjar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional.

Semboyan Ki Hadjar Dewantara

Hingga saat ini semboyan Ki Hadjar Dewantara tetap dipakai sistem pendidikan di Indonesia. Semboyan tersebut, yakni:

Baca Juga:Kadisdik Siantar Ajak Seluruh Guru Sebagai Penggiat Merdeka Belajar

  1. Ing Ngarso Sung Tulodo yang mempunyai arti di depan memberi contoh.
  2. Ing Madyo Mangun Karso yang mempunyai arti di tengah memberi semangat.
  3. Tut Wuri Handayani yang mempunyai arti di belakang memberi dorongan.

Ki Hadjar Dewantara merasa bahwa pendidikan adalah sebuah cara terbaik untuk memperkuat orang Indonesia. Banyak teori yang melandasi cara berpikir Ki Hadjar Dewantara. Salah satunya adalah pemikir teori pendidikan reformis dari Italia, Maria Montessori.

Baca Juga:Plt Kadis Pendidikan Sumut Larang Aksi Demo Pelajar

Ki Hadjar Dewantara juga banyak dipengaruhi oleh penyair dan filsuf asal India yakni Rabindranath Tagore. Pemikiran yang diambil dari Maria Montessori adalah terkait pendidikan usia dini.

Hal yang diterapkan pada pendidikan Montessori adalah bagaimana peserta didik memiliki kebebasan dalam belajar, tempat belajar yang menyenangkan dan dapat membangun karakter peserta didik dengan metode bernyanyi dan menari.

Sedangkan pemikiran dari Tagore diambil Ki Hadjar Dewantara dari sisi konsep kebebasan dan merdeka yang beliau terapkan dalam sistem pembelajaran Taman Siswa.

Baca Juga:Mahasiswa ‘The Power of Emak-emak’ Gerakkan Ragam Kegiatan Tingkat Pelajar di Siantar

Berprofesi sebagai wartawan

Ki Hadjar Dewantara pernah menjadi wartawan di Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Bahkan melalui tulisannya Ki Hadjar Dewantara gencar mengkritik Belanda. Beliau sering membuat tulisan yang menyoroti pemerintahan Belanda lewat berbagai surat kabar.

Seperti tulisannya ‘Seandainya Aku Seorang Belanda’ yang membuat beliau diasingkan ke negeri Belanda. Semasa hidupnya, Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri sekolah Nationaal Onderwijs Taman Siswa atau yang sekarang dikenal dengan Taman Siswa. Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Juli tahun 1922.

Itulah sisi lain dari Ki Hadjar Dewantara yang menarik untuk disimak. Prestasi yang berhasil diraih Ki Hadjar Dewantara ini bisa menginspirasi generasi muda di Indonesia untuk melakukan hal positif selagi masih muda. Selamat Hari Pendidikan Nasional! (kompas/hm14)

Related Articles

Latest Articles