24.5 C
New York
Friday, May 3, 2024

Timbulkan Keramaian Saat Pandemi, Warga Minta Kepling Tembakau Deli Medan Bertanggungjawab

Medan, MISTAR.ID

Masyarakat Komplek Tembakau Deli Jalan Tembakau Deli I, Lingkungan 9, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, merasa resah dengan adanya kegiatan orang ramai di rumah yang dijadikan tempat usaha penjualan online. Mereka khawatir mengingat saat ini masih pandemi Covid-19 sehingga dapat menciptakan klaster baru.

Melalui kuasa hukum masyarakat Komplek Tembakau Deli, Erlina SH MH menyebutkan, warga sudah lama keberatan dengan adanya aktifitas di toko usaha online tersebut. “Warga melalui kuasa hukum sangat keberatan. Warga sudah lama resah dan keberatan dengan kegiatan di tempat usaha itu,” kata dia didampingi tim kuasa hukum Ahmad Iqbal Fauzi dan Asmaiyani, Jumat (20/8/21).

Menurutnya, keresahan masyarakat lantaran adanya kerumunan di masa pandemi seperti sekarang ini. “Ini masa pandemi, kita semua menghindari kerumunan. Kenapa ini ada keramaian,” sebutnya.

Baca Juga:Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman: Kebodohan Tantangan Terberat di Masa Pandemi

Persoalan ini pun telah lama diajukan kepada Kepala Lingkungan (Kepling) 9, Mujahidin. Namun, hingga saat ini, Kepling tersebut belum menindaklanjuti keberatan warga. “Kepling bekerja tidak baik, kami tidak tau kenapa,” ucapnya.

Untuk saat ini, sambungnya, masyarakat benar-benar menjaga agar tidak ada kerumunan di wilayah itu. “Usahanya ada 4 toko (nomor rumah 2b, 2m, 2n dan 6c) di dalam toko pegawainya sampai 25 orang. Itu akan membahayakan lingkungan. Bukan hanya klaster dari para pegawai, tetapi mereka yang datang mengambil barang seperti ojek online, cargo meresahkan masyarakat setempat. Khususnya masyarakat yang bersebelahan langsung dengan toko itu merasa tidak nyaman karena banyaknya orang yang datang setiap hari,” terangnya.

Menurut Erlina, lokasi usaha itu tidak cocok berada di Komplek atau perumahan elit. “Kalau memang ada kegiatan usaha tolong terbuka, itu usaha apa. Dan kalau ada usaha pun tidak mengganggu masyarakat. Sudah seperti pajak keluar masuk orang. Kalau mau usaha seperti itu cari tempat lain seperti pajak,” ujarnya.

Baca Juga:Selama Pandemi Covid-19, Sebanyak 23 Dokter di Medan Meninggal Dunia

Ia pun berharap Lurah Kesawan khususnya Kepala Lingkungan setempat harus tegas bekerja dalam menindak laporan masyarakat. “Kepling dan lurah lebih tegas bekerja. Kalau bisa langsung saja tutup usahanya, tanya izinnya dan apa peruntukannya. Kemudian harus disikapilah ketidaknyamanan masyarakat ini,” ungkapnya.

“Masalah ini sudah dirapatkan oleh warga dan kepling beberapa kali pada tahun lalu. Warga meminta agar pekerja-pekerja tersebut dikurangi. Bukannya dikurangi, usaha online tersebut malah bertambah. Dan sekarang di masa PPKM warga meminta agar usaha online tersebut segera ditutup,” sebutnya lagi.

Apabila keresahan warga tidak ditindaklanjuti Kepling, sambung dia, maka warga akan melaporkan kepada pihak kepolisian. “Kami akan lapor ke polisi karena itu melanggar UU kesehatan,” katanya.

Asmaiyani menambahkan, sepertinya Kepling melakukan pembiaran terhadap usaha online itu sehingga keramaian masih terjadi hingga saat ini. “Karena beberapa kali klien kami sudah melakukan keberatan yang menimbulkan kerumunan. Namun sampai saat ini kepling tidak memberi solusi dan tidak berbuat apa-apa,” tambah dia.

Baca Juga:Di Tengah Wabah Pandemi, Warga Gugat Pilkada Medan ke Pengadilan, ini Alasannya

Sementara itu, Iqbal menyebutkan, selain dugaan pembiaran terhadap adanya aktifitas orang ramai di toko itu, Kepling juga tidak peduli dengan warga terkait persoalan menara tower communication provider yang ada di Komplek. “Bukan hanya permasalahan ini saja, tetapi ada masalah tower provider, masyarakat tidak pernah dinotakan tanda tangan atau izin, tapi tower itu berdiri. Pancaran radiasi yang dihasilkan tower tersebut berdampak sangat berbahaya bagi warga.

“Kepling adalah sumber masalah kami. Aduan warga tidak pernah ditindaklanjuti. Seandainya saja kepling tegas dan mengerti tupoksinya, maka hal-hal demikian tidak akan terjadi. Untuk itu kami minta agar kepling segera diganti,” ujar warga.

Sementara Kepling Lingkungan 9 Mujahidin ketika hendak dikonfirmasi terkait hal ini lewat telepon seluler tidak mengangkat. Begitu juga lewat pesan whatsapp, yang bersangkutan tidak membalasnya. (saut/hm12)

Related Articles

Latest Articles