21.1 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

SGC Dampingi Warga Terdampak Covid-19, Enggan Disebut Relawan

Medan, MISTAR.ID

Sebuah Organisasi Perempuan dan Anak yang bernama Solidaritas Generasi Cerdas (SGC) yang ada di Kota Medan selalu eksis untuk memberikan pendampingan terhadap warga yang terdampak Covid-19, sejak pandemi melanda.

Meski kerap membantu pemerintah untuk memberi perhatian terhadap warga yang terdampak, SGC enggan menamakan diri mereka relawan.

“Kami bukan relawan Covid-19. Tapi kami memang anggota yang memberi pendampingan warga terdampak Covid-19,” ujar salah satu anggota SGC Shenty A, Jumat (10/9/21).

Baca Juga:Kasus Covid-19 di Medan Turun, Bobby Ingatkan Masyarakat Tetap Ketat Prokes

Shenty mengatakan, dalam melaksanakan tugas mulia itu mereka beranggotakan 7 orang. Dalam praktiknya di lapangan, mereka kerap memberikan pendampingan untuk kelompok perempuan miskin kota, perempuan pesisir, termasuk perempuan desa, serta anak berkebutuhan khusus/difabel. “Untuk perempuan miskin kota itu seperti buruh, pedagang, buruh cuci dan ibu rumah tangga,” ungkapnya.

Adapun pendampingan yang diberikan kepada warga, sebut dia, bisa dilakukan dalam berbagai cara. Untuk buruh yang di PHK atau dirumahkan, pihaknya membuatkan masker dan kain majun untuk membantu ekonomi keluarga.

“Kemudian kami berikan sosialisasi kepada masyarakat apa itu Covid-19 dan menjelaskan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), pentingnya memakai masker,” katanya.

Selain itu, kata Shenty, SGC juga kerap membantu anak-anak untuk belajar daring dan mendapatkan internet gratis. Kemudian, mereka juga mengadvokasi anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual/fisik.

Baca Juga:Isoter Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Medan

“Karena selama Covid-19 angka kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat signifikan,” ungkapnya.

Dalam melakukan pendampingan, kata Shenty, pihaknya kerap menghadapi berbagai kendala. Dia bilang, untuk Covid-19 keluarga yang positif biasanya dijauhi dan tidak mendapat dukungan. Kemudian kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang Covid-18 membuat masyarakat malas menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Tentunya dana juga menjadi kendala bagi kami, karena biara operasional kami masih swadaya pengurus dan anggota. Selain itu, kami juga belum punya kantor/kesekretariatan,” ucapnya.

Shenty berharap kepada warga untuk saling mendukung dan berbuat baik di tengah pandemi saat ini. Dia mengatakan, selalu ada harapan kalau kita mau berbuat. Warga juga diminta sadar bahwa Covid-19 adalah masalah yang serius.

“Kita harus sama-sama saling melindungi dengan menerapkan prokes. Kita juga meminta peran pemerintah untuk membantu memulihkan ekonomi,” tukasnya.

Baca Juga:Mengulik Penanganan Covid-19 di Kota Medan dan Pematangsiantar

Belum Pernah dapat Bantuan Pemerintah

Shenty berujar, SGC adalah LSM yang bergerak independen dan sampai saat ini belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. SGC yang terbentuk sejak tiga tahun lalu itu pun diakuinya, bekerja belum mendapat salary/upah.

“Kami masih mencari panding (lembaga donor) karena kelengkapan administrasi kami sudah ada,” sebutnya.

Saat ini, kata dia, SGC sedang mencari lembaga donor dari luar misalnya USAID dan ILO, karena mereka sudah ada SK Menkumham dan terdaftar di Kesebangpol juga.

“Karena program utama SGC kalau di perempuan untuk meningkatkan kapasitas diri dan peningkatan ekonomi keluarga. Sementara kalau di anak kita akan membentuk karakter dan pengembangan bakat,” pungkasnya. (ial/hm12)

Related Articles

Latest Articles