15.7 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Sebegini Pentingnya Peran Perpustakaan untuk Tugas Akhir Mahasiswa, Google ‘Tak Laku’

Medan, MISTAR.ID

Sejak 26 Maret 2020 pemerintah mengumumkan pandemi telah memasuki Indonesia, kemudian wabah itu merebak ke seantero jagar tanah air, dampak buruknya begitu cepat memengaruhi seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Seperti halnya perpustakaan yang tadinya sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan, tak luput merasakan akibatnya. Padahal, peran perpustakaan bagi kalangan mahasiswa yang akan melanksanakan tugas akhirnya untuk skripsi, ternyata sangat penting.

Perpustakaan Kota Medan sejak April 2020 tutup total. Walau sebulan kemudian pada 1 Mei 2021 layanan perpustakaan kembali dibuka dan merupakan yang pertama buka untuk memberikan pelayanan pada masyarakat, namun dengan berbagai kebijakan dimana pengunjungnya dan aktivitas lainnya dilakukan dengan sangat terbatas.

Baca Juga: Siantar PPKM Level 2, Perpustakaan Umum Masih Ditutup

Demikian juga Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), kembali dibuka pada 1 Juli 2020.

Ditemui mistar.id, Jumat (8/10/21), Kabid Layanan dan Konservasi Bahan Pustaka, Dinas Perpustakaan Kota Medan, Irfan Syarif Siregar menjelaskan, layanan perpustakaan di Medan hanya diperbolehkan sebanyak 35 orang saja di dalam perpustakaan yang berada di Jalan Iskandar Muda, No 270 Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah.

“Jadi, sistemnya kemarin itu ngantri. Kalau sudah ada 35 orang di dalam perpustakaan pengunjung lainnya harus antri di luar. Batas maksimal pengunjung juga hanya 2 jam saja dan meggunakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat,” cerita Irfan saat dijumpai mistar.id di ruang kerjanya, Jumat (8/10/21).

Lanjut dia, perpustakaan dibuka karena banyak permintaan dari masyarakat terutama mahasiswa yang ingin menyelesaikan skripsi. Namun jesulitan mendapatkan bahan skripsi dan meminta agar perpustakaan dibuka. “Itu menjadi dasar kita membuka perpustakaan tadi,” sebutnya.

Baca Juga: Penanggungjawab Proyek dan Bupati Samosir Tak Hadir, Groundbreaking Gedung Perpustakaan Ditunda

Kemudian di Juli 2020 sosialisasi bahaya Covid-19 dan cara pencegahannya dipergencar lewat di salah satu radio berdasarkan steatment. Wali Kota Medan, Bobby Nasution mengumumkan, perpustakaan dibuka kembali secara terbatas hingga saat ini.

“Terus terang jumlah pengunjung ada perbedaan. Berdasarkan data kita kalau sebelum pandemi bisa 150-200 pengunjung setelah pandemi hanya 100 orang itu tercatat pada bulan Agutus, September dan Oktober 2020 lalu. Nah, masuk Januari 2021 rata-rata hanya 60-70 pengunjung, dan paling tinggi 85 pengunjung tidak lebih 100 pengunjung,” katanya.

Bahkan untuk operasional juga berubah. Biasanya Senin sampai Minggu Perpustakaan Medan bisa dikunjungi. Sejak pandemi hanya buka pada hari Senin sampai Jumat. Jam operasional juga dibatasi mulai buka pukul 08.15 WIB hingga 16.15 WIB di hari Senin hingga Kamis. Hari Jumat buka jam 08.15 WIB hingga 17.00 WIB.

Baca Juga: Gladi Bersih Program Asesmen Nasional di Siantar diikuti 45 Satuan Pendidikan

“Kalau sebelum pandemi layanan perpustakaan buka hingga pukul 19.00 WIB. Tidak ada sistem buka tutup seperti sekarang kita tutup 12.00 WIB dan buka lagi 13.30 WIB. Jadi kalau ada pengunjung ya kita suruh keluar dulu dan datang di jam buka. Peraturan ini dilakukan sejak PPKM,” jelasnya dan berharap bisa kembali normal mengingat Kota Medan sudah turun menjadi PPKM Level 2.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan Perpustakaan Kota Medan, selama pandemi di masa pembelajaran jarak jauh atau daring terutama pada mahasiswa sangat membutuhkan Perpusatakaan. Sebab menurut mahasiswa: bahan untuk tugas akhir yakni skripsi tidak boleh diperoleh dari google.

“Mereka butuh buku, terkadang mereka foto bahannya langsung dan juga dipinjam. Karena dalam penyusunan skripsi harus menyertakan sumber yang jelas,” kata Irfan Syarif Siregar.

Miliki E-Book Hingga Buku Khusus Tunanetra

Mengikuti era teknologi 4.0, Perpustakaan Kota Medan juga tak mau ketinggalan. Sejak 2019 sudah mencoba menerapkan E-Book dan E-Pusda. Di E-Book sendiri sudah ada 185 judul buku dengan jumlah 385 eksemplar dengan memiliki judul 1,2 atau 3 bisa diakses secara online.

“Jumlah koleksi buku di E-Book memang masing terbatas karena kita harus beli akses bila mau menambah koleksi dan harganya cukup mahal. Sedangkan untuk E-Pusda merupakan sistem pencarian buku, mulai dari judul, penulis dan distributor, edisi keberapa hingga cover buku akan tampak melalui layar yang telah di tempel di sudut perpustakaan yang menggunakan sistem Online Public Access Catalog (OPAC). Setiap tahun kita terus perbaharui sistem OPAC ini,” ungkapnya.(anita/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles