24.5 C
New York
Friday, May 3, 2024

Ketersedian Pupuk Wujudkan Kemandirian Pangan

Medan, MISTAR.ID

Berbicara pertanian tidak lepas dari produksi, produktivitas, tenaga kerja, hulu hilir dan termasuk juga tentang pupuk. Sehingga diperlukan formula bagaimana pupuk ini bisa tersedia dalam jumlah yang tepat, dan dengan harganya yang tepat pula.

“Sehingga bisa ada pertumbuhan yang dihasilkan dari sektor pertanian ini,” kata Kepala Biro Perekonomian Setda Provsu Naslindo Sirait, menanggapi masalah pupuk di Sumut, Rabu (16/11/22).

Disebutkan Naslindo, ada banyak permasalahan di kabupaten/kota di Sumut mengenai peredaran pupuk. Maka perlu pengawasan ketat dalam peredaran pupuk ke petani.

“Apabila ini bisa dipastikan baik atau diwujudkan, maka ekonomi kita bertumbuh dengan kemandirian pangan yang terwujud,” sebutnya.

Baca Juga:Petani Ubi Tak Dapat Pupuk Subsidi, NasDem Minta Tindakan Konkret dari Dinas Pertanian Simalungun

Di Sumut memang belum memiliki pengalaman mengenai laporan tentang peredaran pupuk. Maka, hal ini harus didudukkan secara objektif dengan pihak pihak terkait.

Sementara itu, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) siap mendukung ketahanan
pangan melalui penyediaan pupuk di Indonesia, demi menjaga stabilitas harga pangan nasional.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka KTTG20 di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Selasa 15 November 2022.

Sementara itu, dalam Pembukaan KTT G20 tersebut, Presiden menyampaikan masalah
kelangkaan pupuk yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dunia, khususnya ketahanan pangan.

Baca Juga:Pengawasan Pupuk dan Pestisida Butuh Sinergi

Pasalnya, kelangkaan pupuk dapat menyebabkan gagal panen di sektor pertanian yang dapat berimbas pada ketersediaan pangan dunia.

“Kami menyadari pupuk berperan strategis dalam ketahanan pangan. Sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri pupuk, Kementerian BUMN sudah menetapkan peta jalan, kolaborasi, dan aliansi strategis yang berkelanjutan dari beberapa BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk berkualitas, yang meningkatkan produktivitas pertanian dan kebutuhan pangan,” ujar Erick Thohir.

PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai holding BUMN pupuk memiliki 5 perusahaan
produsen pupuk yang tersebar di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, yakni PT Pupuk
Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, dan PT Petrokimia Gresik.

Baca Juga:Hingga Oktober, 268 Ton Pupuk Subsidi Telah Disalurkan di Sumut

Kelima perusahaan tersebut dapat menghasilkan total 14.012.500 ton pupuk per tahun yang terdiri dari NPK, SP-36, UREA, ZA, dan ZK, serta menghasilkan produk non pupuk seperti Amoniak, Asam Fosfat, Asam Sulfat yang berjumlah total 8.694.000 ton per tahun.

Berdasarkan data terbaru per tanggal 15 November 2022, stok pupuk bersubsidi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk jenis Urea dan NPK saat ini tercatat sebanyak 720.552 ton, dengan rincian pupuk Urea sebanyak 437.770 ton dan pupuk NPK sebanyak 282.782 ton.

Pupuk bersubsidi ini siap didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Baca Juga:KTT G20: Jokowi Sebut 2023 Bisa Lebih Suram Jika Kelangkaan Pupuk Tak Ditangani

Untuk memastikan penyaluran, Pupuk Indonesia didukung dengan fasilitas distribusi yang lengkap.

Fasilitas ini terdiri dari 3 unit pengantongan pupuk (UPP) di Semarang, Cilacap,dan Banyuwangi, 9 unit Distribution Center (DC) di Makassar (3 unit), Medan (2 unit), Dumai, Surabaya, Celukan Bawang, dan Lembar.

Kemudian, 590 gudang dengan kapasitas 2,5 juta ton, serta memiliki jaringan 1.100 lebih distributor dan 28.000 lebih kios resmi.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles