14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Ini Langkah Rumah Sakit Di Medan Tangani Limbah Medis Selama Pandemi Covid-19

Medan | MISTAR.ID

Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, angka kasus penyebaran penyakit menular ini masih terus terjadi. Satgas Penanganan Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) mengatakan, angka yang positif terpapar di Sumut terus bertambah.

Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah, Senin (16/11/20) menuturkan, berdasarkan update data yang dilakukan, didapati penambahan sebanyak 118 kasus baru Covid-19 dari hasil pemeriksaan swab PCR. “Sehingga saat ini, akumulasi kasus konfirmasi Covid-19 di Sumut kembali naik menjadi 14.411 orang,” katanya.

Lalu bagaimana pengelolaan limbah medis yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) yang menerima pasien Covid-19? Misalnya di RS Universitas Sumatera Utara (USU) sendiri, pengelolaan limbah medis yang terpapar dibedakan.

Baca Juga:Sungai Cisadane Tangerang Tercemari Limbah Medis Virus Corona

“Terutama terkait aturan khusus untuk setiap tenaga kesehatan dalam pembuangan Alat Pelindung Diri (APD) dilakukan perbedaan tempat sampah. Untuk tempat sampah infeksius menggunakan tempat sampah berwarna kuning. Dan, sampah domestik menggunakan tempat sampah berwarna hitam,” jelas Humas RS USU Muhammad Zeinizen SSos MSP pada wartawan, Selasa (17/11/20).

Adapun untuk limbah medis RS USU dikelola oleh pihak ketiga, yakni melalui kerjasama biparti dan triparti oleh PT Sumatera Deli Lestari Indah sebagai pengelola dan PT Indostar Kargo sebagai pengangkut. “Jadi limbah-limbah kita dikelola oleh pihak ketiga. Adapun kisaran total sampah medis yang dihasilkan RS USU per harinya kurang lebih 150 kg per hari,” sebutnya.

Selama pandemi ini, RS USU juga tetap melayani sebagai mana masa normal. Namun pasien rawat jalan hanya boleh didampingi satu pendamping dan begitu juga pasien rawat inap satu pendamping. “Pelayanan di poli tetap berlangsung. Namun dengan protokol kesehatan yakni antara dokter dan pasien kurang lebih 1,5 meter,” jelasnya.

Baca Juga:Gawat! 6.000 Warga China Terinfeksi Wabah Brucellosis

Namun berbeda di rumah sakit milik Pemko Medan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Di rumah sakit ini, untuk limbah medis selalu dipisah.

Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin mengatakan, semua limbah medis yang berasal dari pasien baik itu pasien Covid-19 atau pasien lain tetap menjadi limbah medis.

“Jadi tetap nggak ada perbedaan selama pandemi. Karena setiap limbah selalu kita pisah menjadi limbah medis dan limbah non medis (limbah domestik). Kalau limbah medis semua berasal dari pasien. Sedangkan limbah domestik berupa sisa-sisa bungkus nasi atau plastik dan lainnya, tempatnya itu beda,” kata Edison.

Baca Juga:Gawat! Temuan Peneliti Covid-19 Ada di Sperma

Untuk pembuangan limbah RSUD dr Pirngadi Medan punya incinerator sendiri yakni alat pembakar untuk limbah medis tersebut. “Kita punya izin sendiri terkait ini. Jadi nggak bakar asal-asalan,” tegasnya.

Hanya saja, selama pandemi, kata Edison, kunjungan pasien ke rumah sakit itu menurun. “Mungkin tidak kita saja yang begitu. Rumah sakit lain saya rasa juga begitu, akibat pandemi ini. Begitupun kita tetap menerima pasien melalui rawat jalan juga melalui IGD yang menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles