14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Harga Bahan Pokok Kompak Naik, Para Pelaku Usaha Menjerit

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kenaikan harga beberapa komoditas yang semakin hari makin mahal cukup menyulitkan masyarakat terutama para pelaku usaha. Imbasnya, para pelaku usaha harus berfikir cermat agar para konsumen tetap membeli dagangannya. Meskipun untung yang diperolehnya hanya sedikit.

Tidak hanya minyak goreng dan daging sapi yang mahal. Di pasar – pasar tradisional Kota Pematangsiantar, harga daging ayam naik secara bertahap mulai dari Rp24 ribu menjadi Rp36 ribu per kilogram. Dan kini harga pangan lainnya juga ikutan naik.

Seperti yang dirasakan Amri (34). Pemilik rumah makan ini mengaku terpaksa menaikan harga dagangannya, khususnya pada lauk pauk yang berhubungan dengan daging sapi.

Baca juga:Pedagang Bendera di Medan Lesu di Tengah PPKM

“Kita serba salah, harga daging sapi maupun ayam sekarang mahal, sedangkan mau jual dengan harga yang biasa, kami tidak sanggup. Pasalnya, yang lain juga naik, seperti minyak goreng, bawang, cabai. Jadi, mau tak mau harus dinaikkan harganya. Kalau yang lainnya masih boleh dengan harga tetap. Tapi, untungnya dikit,” katanya, Selasa (5/4/22).

Senada dengan Amri, Rahmat pedagang cakue dan chipeng yang berada di Jalan Volly ini mengeluhkan kenaikan harga pangan yang nyaris serentak, terutama minyak goreng yang sangat dibutuhkannya.

“Kalau dinaikkan harganya, nanti pembelinya lari. Begitupun kalau ku kurangi kualitas produk, sama aja citarasa nya akan berubah. Pembeli semakin tidak suka. Palingan yang ku lakukan adalah tidak memberi penambahan lagi kalau beli dengan porsi banyak. Biasanya, ku kasih tambahan gratis satu atau dua biji,”ungkap Rahmat.

Begitupun dengan pedagang lainnya, mie goreng Abas yang di Jalan Ade Irma. Arif mengatakan harga sembako yang semakin hari tidak stabil. Bahkan, kenaikan harga ini serentak, mulai dari minyak goreng hingga cabai.

“Dua komoditas yang sangat kami butuhkan yakni minyak goreng dan cabai yang paling terasa naiknya. Jika harga jual tidak dinaikkan, kami mau makan apa kalau tak ada untung. Kalau kwalitasnya kami kurangi, rasanya pasti akan berbeda. Akhirnya, seporsi tiap-tiap item kami naikan Ro. 1000 rupiah,” terang Arif.

Bahkan pelaku usaha cilok Nunuk (36) juga menyebut kenaikan harga bahan pokok alias bapok ini berdampak cukup besar untuk usahanya. Sebab salah satu komoditas yang cukup drastis naiknya yaitu daging ayam merupakan salah satu bahan yang penting untuk usahanya.

Baca juga:Pedagang Siantar Demo ke DPRD

“Apa – apa saat ini pada naik. Kalau saya kurangi bahannya, nanti rasanya akan berbeda. Kalau harganya dinaikkan, pelanggan bisa tidak mau beli. Yah, bertahanlah meski keuntungannya tipis,” ucap pria yang berasal dari Kota Bandung itu.

Dia dan para pelaku usaha lainnya sangat berharap harga bahan pokok, bisa turun normal lagi. Terutama harga minyak goreng dan daging. Meski pun naik, kata mereka tidak masalah, tapi jangan sedrastis seperti sekarang. Jika bahan baku naik secara keseluruhan bersamaan, otomatis pengeluaran lebih banyak apalagi semenjak pandemi, pemasukan lebih berkurang. Semoga pemerintah bantu turunkan kembali. (yetty/hm06)

 

 

Related Articles

Latest Articles