12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Banyak Dokter di Medan Tutup Praktik Sementara, Penyebabnya ini!

Medan, MISTAR.ID

Khawatir akan tertular Covid-19, banyak dokter di Medan tutup praktik sementara. Lantaran banyak rekan sejawatnya yang gugur akibat Covid-19.

“Ini menjadi dilema, satu sisi tidak ada pendapatan jika tidak praktik. Tapi minimal bisa bertahanlah sampai 2-3 bulan ke depan. Makanya, kita tetap berdoa yang terbaik di tengah kesulitan yang dihadapi,” kata Ketua IDI Cabang Medan dr Wijaya Juwarna SpTHT-KL yang mengakui hal ini pada wartawan, Selasa (22/9/20).

Ia mengungkapkan, bagi rekan sejawat dengan penyakit penyerta dan berusia lanjut disarankan untuk puasa praktik atau meliburkan diri sementara waktu. “Sejawat yang berusia di atas 40 tahun tanpa penyakit penyerta praktiknya jangan setiap hari. Misalnya, Senin, Rabu, dan Jumat saja dengan memakai APD minimal level 2,” sarannya.

Baca Juga:Dokter di Indonesia Sangat Minim, Sulitnya Uji Kompetensi Hambat Lahirnya Dokter Baru 

Wijaya juga menyarankan, bagi dokter yang bertugas langsung dalam menangani pasien Covid-19 agar bertugas maksimal dua minggu dan beristirahat dua minggu. “Sejawat yang bertugas langsung di ruang isolasi maksimal bertugas selama 14 hari dan istirahat 14 hari. Usahakan jangan lagi menangani pasien non-Covid,” sebutnya.

Selain itu, sambung Wijaya, bagi sejawat dokter umum yang menjumpai pasien dengan keluhan flu, batuk, bersin, hidung tersumbat, penciuman terganggu, maka pasien segera rujuk. “Hindari pemeriksaan yang harus menyentuh pasien langsung,” ucapnya.

Baca Juga:Lagi, Dokter Spesialis Anak di Medan Gugur Akibat Covid-19

Lebih lanjut ia mengatakan, dokter di Medan yang meninggal akibat terinfeksi virus corona jumlahnya kini sudah 13 dokter. Jumlah ini terhitung sejak Maret hingga pertengahan September. “Dokter ke-13 yang meninggal adalah rekan kita dr Sutrisno. Sebelum meninggal, sempat dirawat satu minggu di RS Bunda Thamrin,” tuturnya.

Wijaya menambahkan, diminta kepada masyarakat agar tidak ke rumah sakit terlebih dahulu jika tidak ada keluhan sakit yang mendesak.

“Masyarakat usahakan berobat ke rumah sakit jika ada keluhan atau tanda-tanda yang emergensi dan darurat. Misalnya, akan melahirkan, sesak nafas, sulit buang air kecil, pendarahan, patah tulang, stroke, jantung, dan lain sebagainya,” tandas Wijaya. (anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles