6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Bahas Ekonomi Kreatif dan Daya Saing, FBS Unimed Gelar Kuliah Umum

Medan, MISTAR.ID

Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan (Unimed) mengadakan Kuliah Umum dengan mengangkat tema ‘Memacu Daya Saing Bidang Bahasa, Sastra dan Seni dalam Industri Kreatif’, Selasa (19/4/22). Acara yang berlangsung secara online itu menghadirkan narasumber dari Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf RI Dr Mohammad Amin.

Kegiatan dibuka langsung oleh Dekan FBS Unimed Dr Abdurrahman Sahputera dan dihadiri Wakil Dekan I Dr Wahyu Tri Atmojo, Wakil Dekan II Dr Masitowarni, Wakil Dekan III Dr Marice, ketua jurusan, sekretaris jurusan, kepala lab dan sanggar, seluruh dosen di lingkungan FBS Unimed dan ratusan mahasiswa.

Baca Juga:Kuliah Umum FIB USU Medan Hadirkan Dosen dari UI

Dekan FBS Unimed Abdurrahman Sahputera mengapresiasi dan berterima kasih kepada narasumber, serta panitia yang telah menggagas kegiatan kuliah umum tersebut. Dia berharap kuliah umum ini dapat menjadi salah satu tonggak untuk menciptakan ide-ide baru yang dapat menghasilkan produk-produk terpakai di kalangan masyarakat luas. “Semoga muncul gagasan-gagasan baru untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,” ujarnya.

Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf RI Dr Mohammad Amin menjelaskan materinya tentang ekonomi kreatif dan daya saing. Menurutnya, ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari lahir kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi. “Ekonomi kreatif sangat penting karena Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari usia tidak produktif, yaitu lebih dari 68 persen dari total populasi,” sebutnya.

Baca Juga:Ini 4 Kunci Sukses Memilih Jurusan Kuliah

Mohammad mengatakan, karakteristik subsektor ekonomi kreatif ada empat, yaitu sebagian besar pada dasarnya masuk dalam kategori seni, tidak berdiri sendiri, saling berkaitan satu sama lain dan dimungkinkan munculnya kolaborasi baru. “Maka dari itu, ekonomi kreatif mengacu pada 17 sektor, yaitu pengembang permainan, arsitektur, desain interior, desain produk, film, animasi dan video, fotografi, kriya, music, desain komunikasi visual, penertiban, periklanan, kuliner, seni pertunjukan, seni rupa dan televisi, serta radio,” jelasnya.(ial/hm15)

Related Articles

Latest Articles