14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Queen Elizabeth, Kapal Induk Inggris Dikirim ke Perairan Dekat China

London, MISTAR.ID
Pasca terbitnya koran Jepang, Sankei, yang melaporkan bahwa Negeri Matahari Terbit bersama dengan Prancis, dan AS akan menggelar latihan militer di darat dan laut untuk pertama kalinya pada Mei tahun depan.

Kapal induk Inggris Queen Elizabeth juga dilaporkan akan melakukan latihan bersama Angkatan Laut Amerika Serikat dan Jepang di perairan lepas Kepulauan Nansei, barat daya Jepang dekat daratan China.

Selain kapal induk, Inggris juga dikabarkan akan memperbarui sejumlah jet tempur siluman F-35B di Industri Penerbangan Mitsubishi Heavy, Prefektur Aichi, Jepang.

South China Morning Post melaporkan, bukan hal yang biasa bagi sebuah negara di luar kawasan seperti AS dan Inggris menempatkan kapal induk mereka beroperasi di perairan barat Pasifik.

Baca Juga:China Latihan Perang, Laut China Selatan Memanas

Langkah tersebut dinilai dilakukan AS dan Inggris di saat agresivitas Tiongkok di Laut China Timur dan Laut China Selatan, meningkat.

Tahun lalu, Inggris memang mengumumkan akan mengerahkan armada kapal induknya ke Pasifik. Sejak itu, Inggris rutin berdialog dengan Jepang dan beberapa negara lainnya di kawasan.

Kapal induk Queen Elizabeth merupakan kapal terbesar dan terkuat yang pernah dibangun Angkatan Laut Inggris. Kapal tersebut memiliki berat 65 ribu ton dengan panjang 280 meter.

Baca Juga:Kapal Perang Rudal AS Masuk Laut China Selatan, Ini Reaksi China

Sementara itu, latihan militer Jepang, Prancis dan AS dikabarkan akan berlangsung di kepulauan yang kosong. Sankei melaporkan latihan tersebut berfokus pada kondisi darurat bencana alam dengan tetap melatih para personil ketiga negara cara bertahan dari sebuah serangan.

Koran tersebut mengatakan latihan trilateral dilakukan demi menghadapi klaim China atas kepulauan Senkaku-Diaoyu yang selama ini diperebutkan kedua negara.

“Kami ingin mendemonstrasikan kehadiran kami di kawasan dan mengirim pesan tentang kerja sama Jepang-Prancis,” kata Angkatan Laut Prancis, Admiral Pierre Vandier.

“Pesan ini ditujukan untuk China. Ini adalah pesan tentang kemitraan multilateral dan kebebasan bernavigasi,” ujarnya.(cnn/hm10)

Related Articles

Latest Articles