9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Meski Lockdown Sudah Dilonggarkan Namun Angka Pengangguran Tetap Tinggi

Washington, MISTAR.ID
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat hingga pekan lalu yang berakhir pada 20 Juni 2020, angka klaim tunjangan pengangguran di Negeri Paman Sam ini totalnya mencapai 1,48 juta. Angka ini jauh lebih tinggi dari survei yang dilakukan Dow Jones yang memperkirakan akan berada di angka 1,35 juta.

Dan, pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan klaim tunjangan pengangguran sudah mulai melambat di bawah 1,5 juta. Sayangnya, meski melambat dan ekonomi mulai dipacu kembali, angka pengangguran di AS masih tergolong tinggi.

Ada klaim tunjangan sebanyak 728.120 di bawah program bantuan pengangguran karena pandemi. Sementara, untuk klaim tunjangan pengangguran (continuing) kini sudah mengalami penurunan sebesar 767.000 menjadi 19,52 juta.

“Angka klaim tunjangan awal dan lanjutan menunjukkan adanya perbaikan secara gradual di pasar tenaga kerja. Turunnya klaim tunjangan pengangguran mengindikasikan laju PHK mengalami melambat, tetapi masih saja tinggi,” kata Gus Faucher selaku chief economist di PNC Financial, Sabtu (27/6/20).

Baca Juga:Angka Pengangguran Tinggi, Trump Perpanjang Larangan Pendatang ke AS hingga Akhir 2020

Namun, belum lama ekonomi Paman Sam secara perlahan dibuka kembali, kasus infeksi Covid-19 meningkat secara drastis. Dalam satu hari AS mencatatkan lebih dari 40 ribu orang terjangkit virus corona. Kekhawatiran akan kembali diterapkannya lockdown kembali meningkat.

“Yang membahayakan sekarang adalah bahwa klaim mulai pulih di negara-negara bagian lain di mana infeksi meningkat dengan cepat, dan orang-orang mulai menjauh dari restoran dan mal,” sebut Ian Shepherdson kepala ekonom di Pantheon Macroeconomics.

Sudah 14 pekan berturut-turut klaim tunjangan pengangguran AS angkanya di atas 1 juta. Angka klaim tunjangan melonjak pertama kali pada 21 Maret lalu, tak lama setelah WHO mendeklarasikan wabah Covid-19 sebagai pandemi. Puncaknya terjadi di akhir Maret saat hampir 6,9 juta klaim tunjangan pengangguran tercatat.

Klaim tunjangan pengangguran di California tercatat naik 45.930, atau 19 persen, jauh lebih besar daripada negara bagian lain, menurut data yang tidak disesuaikan dengan faktor musiman. Pennsylvania naik 6.892, naik 14 persen dari minggu sebelumnya, dan Oklahoma turun 35.571.

Krisis kesehatan yang menyerang dunia kali ini telah menjelma menjadi krisis ekonomi global. AS yang menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak ekonominya pun porak poranda.

Menurut National Bureau of Economic Research (NBER) AS telah masuk jurang resesi pada Februari lalu atau sebulan sebelum pandemi merebak ke berbagai penjuru dunia. Ekonomi AS mengalami kontraksi 5 persen di kuartal pertama tahun ini.

Baca Juga:Angka Pengangguran di Amerika Turun, Ini Kabar Baik Dari Donald Trump

Lockdown yang diterapkan di berbagai negara bagian di AS telah membuat pabrik tidak beroperasi atau dengan kapasitas minimal. Alhasil, permintaan tenaga kerja mengalami penurunan. Banyak karyawan yang dirumahkan dan kena PHK. Angka pengangguran pun melejit.

Tidak hanya AS saja yang angka penganggurannya meningkat tajam. Hal serupa juga dialami di berbagai belahan penjuru dunia. Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam laporannya mewanti-wanti dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor tenaga kerja.

ILO memperkirakan jumlah hilangnya pekerjaan bisa bertambah mencapai 195 juta pekerja karena Pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun berkembang.

Sebelum pandemi Covid-19 merebak, angka pengangguran global sudah tergolong tinggi mencapai 190 juta, sebelum adanya pandemi covid-19.

Jika ditambah dengan dampak dari pandemi, maka angka pengangguran di berbagai belahan dunia akan melonjak signifikan. Maklum, banyak negara yang memilih menerapkan karantina wilayah (lockdown) untuk menekan penyebaran wabah.

Menurut ILO, ada beberapa sektor yang paling merasakan dampak dari pandemi ini. Pasalnya, sektor-sektor tersebut merupakan industri yang sangat bergantung pada mobilitas orang dan barang, serta memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak.

Baca Juga:Imbas Corona, Pengangguran di Israel Naik 400%

Sektor paling terdampak menurut ILO antara lain sektor pangan dan akomodasi dengan 144 juta pekerja, ritel dan wholesale sebanyak 482 juta, jasa dan administrasi bisnis dengan 157 juta tenaga kerja dan manufaktur yang memiliki 463 juta tenaga kerja.

Jika dilihat dampaknya ke perekonomian, maka sektor-sektor tersebut termasuk yang memiliki kontribusi besar terhadap output ekonomi. Di sisi lain yang lebih menyedihkan adalah tenaga kerja muda juga ikut terdampak dari pandemi ini.

Bayangkan saja, kaum muda yang berada di usia produktif harus menganggur akibat merebaknya pandemi di berbagai penjuru dunia.(cnbcindonesia/hm10)

Related Articles

Latest Articles