6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Angka Pengangguran di Amerika Turun, Ini Kabar Baik Dari Donald Trump

Washington, MISTAR.ID
Mulai dibukanya kembali secara gradual perekonomian Amerika Serikat (AS) di bulan Mei 2020, ditengarai menjadi penyebab turunnya angka pengangguran di Negeri Paman Sam, ini.

Tingkat pengangguran AS turun menjadi 13,3 persen pada Mei 2020 dari level 14,7 persen pada April yang merupakan rekor tertinggi sejak 1939. Tingkat ini juga berada di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan akan berada di 19,8 persen.

Jumlah lapangan pekerjaan di AS meningkat sebanyak 2,5 juta pada Mei. Angka ini mengungguli estimasi para ekonom yang memperkirakan bahwa jumlah pekerjaan yang hilang di bulan Mei mencapai 8,3 juta.

Baca Juga:Imbas Corona, Pengangguran di Israel Naik 400%

Penurunan tingkat pengangguran ini turut mendapat tanggapan dari berbagai pihak mulai dari ekonom, pelaku pasar hingga Presiden AS sendiri yakni Donald Trump.

“Angka penganggurannya mantap, tingkat partisipasi kerja meningkat. Ini terkonfirmasi sebagai laporan yang solid,” tutur Drew Matus, Kepala Perencana Pasar MetLife Investment Management, Sabtu (6/6/20).

“Laporan tingkat pengangguran menurun ini adalah berita bagus. Ini menunjukkan bahwa orang mulai mendapatkan pekerjaan mereka kembali, tetapi jalan masih panjang. Anda memiliki puluhan juta orang Amerika yang masih menganggur, “kata Ed Keon selaku kepala strategi investasi di QMA.

Trump yang eksis di media sosial twitter pun ikut memberikan cuitannya terkait kabar gembira ini. “Sungguh laporan lapangan pekerjaan yang hebat. Luar biasa Presiden Trump (bercanda tapi serius)!” begitu cuitnya.

Penciptaan kerja di bulan Mei merupakan lonjakan satu bulan terbesar dalam sejarah AS setidaknya sejak 1939. Kenaikan ini bahkan mengungguli rekor sebelumnya yang tercatat di bulan September 1983, dengan kenaikan penciptaan lapangan kerja dalam sebulan mencapai angka 1,1 juta.

Namun, penurunan pengangguran tidak terjadi secara merata. Penganggur pria kulit putih mengalami penurunan dari 12,4 persen menjadi 10,7 persen, dan wanita kulit putih turun dari 15 persen menjadi 13,1 persen pada Mei.

Namun, tingkat penganggur untuk warga Afro-Amerika naik lebih tinggi sebesar sepersepuluh poin persentase menjadi 16,8 persen, meskipun tingkat penganggur untuk pria turun dari 16,1% menjadi 15,5 persen.

Pekerja di sektor rekreasi dan perhotelan telah kembali bekerja dan menyumbang kenaikan sebesar 1,2 juta atau hampir separuh dari total kenaikan lapangan kerja setelah dilaporkan kehilangan 7,5 juta pekerjaan pada bulan April lalu. Pekerja di bar dan restoran juga meningkat sebesar 1,4 juta seiring dengan upaya pelonggaran pembatasan sosial di berbagai wilayah.

Baca Juga:Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan Di Siantar Naik 12 Persen

Sementara, di sektor konstruksi ada tambahan sebesar 464.000 pekerjaan. Untuk sektor layanan pendidikan dan kesehatan jumlah pekerjaan naik 424.000 dan untuk ritel naik 368.000 setelah turun 2,3 juta sebulan sebelumnya.

“Tampaknya bisnis mulai mempekerjakan kembali para pekerja lebih awal dan dalam jumlah yang lebih besar dari yang diperkirakan, sebuah tren yang kemungkinan akan terus berlanjut karena lockdown dilonggarkan di seluruh negeri,” kata Eric Winograd, ekonom senior di AllianceBernstein.

“Supaya jelas: segalanya masih sangat jauh dari normal untuk sektor pasar tenaga kerja. Namun dengan laju peningkatan seperti sekarang, jika terus berlanjut maka semakin menunjukkan lebih banyak alasan adanya harapan ekonomi mulai pulih di paruh kedua tahun ini daripada yang kita lihat dari rilis data sebelumnya,” jelasnya.

Kenaikan lapangan kerja juga terjadi di sektor layanan lain. Kategori layanan lain mengalami kenaikan sebesar 272.000 berkat lonjakan pekerjaan di sektor layanan pribadi dan binatu sebanyak 182.000.

Setelah kehilangan 1,3 juta pekerjaan, sektor manufaktur akhirnya melaporkan adanya peningkatan sebesar 225.000 pekerjaan meskipun sektor ini masih dalam keadaan terkontraksi.

Tak hanya AS, negara-negara lain terutama dari anggota G20 geliat perekonomiannya sudah mulai terasa. Beberapa indikator ekonomi mulai menunjukkan bahwa ekonomi mulai kembali terpacu lagi seiring dengan ekonomi China yang terus melaju dan pelonggaran lockdown di berbagai negara.

Baca Juga:Media Politico AS Ramal RI Selamat dari Resesi Ekonomi Corona

Indikator yang mencerminkan bahwa ekonomi mulai membaik secara perlahan adalah Purchasing Manager’s Index (PMI). Angka PMI manufaktur di negara-negara dengan kontribusi PDB terbesar di dunia yakni G20 pada bulan Mei mengalami peningkatan.

Namun angka PMI manufaktur mayoritas negara-negara anggota G20 masih di bawah 50 yang mengindikasikan bahwa sektor manufaktur masih dalam keadaan terkontraksi. Hanya China dan Afrika Selatan saja yang tercatat angka PMI manufakturnya sudah mencapai level 50.(cnbcindonesia/hm10)

Related Articles

Latest Articles