16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Junta Militer Myanmar Tahan Pimpinan Aktivis, Curigai Dana Hibah George Soros untuk Demo

Myanmar, MISTAR.ID

Junta militer Myanmar menahan salah satu aktivis yang berperan sebagai pemimpin lembaga swadaya masyarakat.

Aktivis itu ditahan atas dugaan menerima dana dari dermawan George Soros, yang dipergunakan untuk demo.

Surat kabar Global New Light of Myanmar (GNLM) yang bertahun-tahun menjadi corong militer, mengatakan organisasi Open Society Myanmar (OSM) mengirim dana tanpa meminta izin dari Departemen Manajemen Valuta Asing. Diduga dana itu didapat dari hibah Open Society Foundations milik George Soros.

Kelompok itu kemudian menukar US$1,4 juta atau sekitar Rp 20 miliar ke mata uang Kyat Myanmar tanpa mengikuti aturan dan regulasi.

Baca Juga: Dua Anak Panglima Militer Myanmar Disanksi AS

Dalam surat kabar itu juga tertulis bahwa organisasi non-pemerintah tak dikenal memberikan bantuan tunai untuk gerakan pembangkangan sipil, seperti dilansir Reuters.

GNLM mengatakan petugas keuangan OSM, Phyu Pa Pa Thaw, sudah diinterogasi sejak Jumat pekan lalu mengenai alur kas yang masuk ke dalam gerakan pembangkangan sipil.

Junta Myanmar sedang mencari 11 karyawan OSM lainnya untuk diinterogasi.

Baca Juga: Beijing Peringatkan Myanmar Pasca Pembakaran Pabrik China

Dalam penjelasan di situsnya, Open Society Foundations yang dikelola George Soros merupakan penyandang dana swasta terbesar di dunia untuk komunitas independen yang bekerja demi keadilan, pemerintahan yang demokratis, dan hak asasi manusia.

Mereka memberikan dana hibah melalui jaringan yayasan dan kantor nasional maupun regional untuk mendanai berbagai proyek.

Disebutkan yayasan Myanmar yang dibantu itu mendukung masyarakat sipil dan kelompok yang mewakili orang-orang terpinggirkan untuk mendorong perwakilan demokrasi. Namun, hingga kini Open Society Foundation belum menanggapi permintaan komentar Reuters di email.

Baca Juga: ‘Kerajaan Bisnis Bayangan’ Danai Kudeta Myanmar

Pada 2016, GLNM menerbitkan gambar pertemuan Suu Kyi dengan Soros di New York dan pertemuan putranya, Alexander Soros, di Myanmar. Namun, pertemuan itu tak ada hubungannya dengan dugaan transfer dana.

Pihak berwenang secara teratur menyerang Soros dan organisasinya. Ia menjadi sasaran teori konspirasi dan misinformasi di media sosial selama bertahun-tahun.

Masyarakat Myanmar masih menggelar aksi damain untuk menolak kudeta dan menuntut pengembalian kekuasaan serta pembebasan para pemimpin terpilih. Namun, pasukan keamanan menangani para demonstran dengan tindak kekerasan.

Menurut catatan lembaga pemantau hak asasi manusia (AAPP) sudah 183 orang tewas dalam aksi tersebut.(CNN/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles