9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Beijing Peringatkan Myanmar Pasca Pembakaran Pabrik China

Beijing, MISTAR.ID
China mendesak Myanmar untuk mengambil langkah efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan, menghukum pelaku sesuai dengan hukum dan memastikan keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar. Hal ini ditegaskan Kedutaan Besar China di Facebook dikutip Reuters, Senin (15/3/21).

Pemerintah China memberi peringatan soal kejadian pembakaran pabrik-pabrik yang didanainya di kota industri Hlaingthaya, Myanmar, Minggu (14/3/21). China menegaskan hal ini sangatlah parah dan meminta pihak berwenang dengan tegas menyelidiki kejadian itu.

Melalui televisi Myanwadday, tentara Myanmar menyebut ada empat pabrik dibakar. Pembakaran pabrik membuat aparat menembak ke arah pengunjuk rasa dan menewaskan 22, dari total 39 orang yang tewas, di negara tersebut kemarin.

Baca Juga:Kekerasan Meningkat, 17 Pendemo Tewas Dalam Sehari

Namun China tidak berkomentar lebih jauh mengenai korban jiwa tersebut. Tetapi dalam pemberitaan CNA, kedutaan menyebut beberapa tenaga kerja China terluka karena terperangkap di kebakaran.

“Beberapa pabrik bisnis China dijarah dan dihancurkan dan banyak staf China terluka dan terperangkap,” kata kedutaan tanpa memberikan rincian cedera.

China juga memberi peringatan keamanan ke semua warganya, khususnya yang memiliki aktivitas bisnis, di negeri itu. China mengingatkan aksi warga Myanmar akan membuat ketidakstabilan ekonomi mengingat Beijing telah memberikan banyak pekerjaan ke warga Burma.

Sentimen anti-China telah meningkat sejak kudeta yang menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan. Hal ini terjadi karena kubu anti kudeta mengkritisi kecaman Beijing yang dianggap sangatlah ragu-ragu dibandingkan dengan kecaman Barat.

Baca Juga:Polisi Myanmar Diperintahkan Tembak Mati Demonstran

Sebelumnya, pengunjuk rasa Myanmar marah juga meneriakkan rencana menghancurkan pipa gas terbesar China-Myanmar akhir pekan kemarin. Jalur pipa itu menjadi sasaran kemarahan pendemo di Mandalay, kota terbesar kedua negeri itu.

Militer mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari lalu setelah tuduhan penipuan dalam pemilu 8 November yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi ditolak oleh komisi pemilihan. Pihaknya sudah berjanji akan menggelar pemilu baru, tapi belum menetapkan tanggal.

SuuKyi telah ditahan sejak kudeta dan dijadwalkan kembali ke pengadilan pada hari Senin. Dia menghadapi setidaknya empat dakwaan, termasuk tuduhan suap, penggunaan radio walkie-talkie secara ilegal, serta pelanggaran protokol virus corona.(cnbc/hm10)

 

Related Articles

Latest Articles