7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Hadapi Ancaman Junta, Ratu kecantikan Myanmar Han Lay Tinggalkan Thailand 

Bangkok, MISTAR.ID

Seorang ratu kecantikan dari Myanmar yang berlindung di Thailand setelah mengkritik junta militer yang berkuasa di negara asalnya, telah meninggalkan Bangkok ke Kanada di mana dia diperkirakan akan mencari suaka, kata pejabat imigrasi Thailand.

Han Lay(23) menarik perhatian internasional dengan pidato kontes emosional selama final kompetisi Miss Grand International Myanmar pada tahun 2021. Dia mengangkat spanduk dengan kata-kata “Berdoa untuk Myanmar” untuk meningkatkan kesadaran akan kekejaman hak asasi manusia yang dilakukan oleh pejabat junta.

Dia menerima ancaman pembunuhan setelah pidato itu dan memutuskan untuk tidak pulang setelah kompetisi tersebut, yang diadakan di Thailand.

Baca juga:Ratu Kecantikan Myanmar Melawan Kekejaman Junta Militer

Namun, dia tampaknya menghadapi ancaman deportasi setelah kembali ke Thailand Rabu lalu (28/9/22) setelah melakukan perjalanan ke Vietnam. Dia dihentikan oleh pejabat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok yang mengatakan mereka telah menemukan masalah dengan paspornya dan sejak itu dia dalam keadaan terbuang.

Archayon Kraithong, wakil kepala biro imigrasi Thailand, mengatakan kepada CNN pada hari Rabu (28/9/22) bahwa Han Lay telah meninggalkan Bangkok pada Selasa malam (27/9/22). “Tujuan akhirnya adalah Kanada,” katanya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Han Lay sebelumnya mengatakan bahwa dia mencari suaka politik di Kanada meskipun ingin tetap di Thailand.

“Han Lay adalah korban dari tindakan politik yang disengaja oleh junta untuk membuatnya tidak memiliki kewarganegaraan ketika dia terbang kembali ke Thailand dari Vietnam minggu lalu,” kata Phil Robertson, wakil direktur Asia Human Rights Watch, menambahkan bahwa itu “bukan yang pertama kalinya” pejabat junta telah “mempersenjatai” paspor Burma.

Baca juga:Thailand Tolak Model yang Mencela Junta Myanmar dalam Pidato Kontes

“Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi adalah jebakan untuk mencoba memaksa Han Lay kembali ke Myanmar, di mana dia akan segera ditangkap, kemungkinan dianiaya dalam penahanan, dan dipenjara,” tambah Robertson.

Situasi di Myanmar terus memburuk setelah kudeta militer 2021. Kelompok hak asasi mengatakan pelanggaran hak asasi manusia tetap marak, dan eksekusi negara telah kembali ketika konflik berkecamuk di seluruh negeri.

Jutaan orang terus melawan junta penguasa yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing, yang telah membunuh ratusan pengunjuk rasa pro-demokrasi dan mengurung pemimpin negara yang terpilih secara demokratis, Aung San Suu Kyi. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles