9.2 C
New York
Saturday, April 20, 2024

AS Gertak Iran, Kirim 2 Pesawat Pengebom Nuklir ke Timteng

Lousiana, MISTAR.ID

Untuk kali kedua, Amerika Serikat mengerahkan pesawat pengebom strategis ke Timur Tengah (Timteng). Kali ini, negara yang masih di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump itu kembali mengerahkan dua pesawat pengebom Stratofortress B-52H untuk menggertak Iran pada Kamis (10/12/20) waktu setempat.

Dua pesawat pengebom jarak jauh kelas berat itu mampu membawa senjata konvensional dan nuklir. Selama ini, AS dinilai jarak mengerahkan pesawat jenis kelas berat seperti B-52H ke Timur Tengah.

Sejumlah pejabat mengatakan dua pesawat itu terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana pada Rabu dan akan kembali pada Kamis.

Baca Juga: Hossein Tak Takut Gertakan Trump, Menlu Iran: Dunia Harus Menentang Sanksi AS

Kedua pesawat itu diperkirakan akan menjalankan misi terbang selama 36 jam melintasi Samudra Atlantik dan Eropa, melintasi Semenanjung Arab dan Teluk Arab sebelum kembali ke AS.

“Kemampuan untuk menerbangkan pesawat pengebom strategis ke belahan dunia dalam misi tanpa henti dan dengan cepat mengintegrasikan mereka dengan beberapa mitra regional menunjukkan hubungan kerja sama yang erat dan komitmen bersama kami untuk keamanan dan stabilitas regional,” Komandan Pusat Komando AS untuk Timur Tengah, Jenderal Frank McKenzie, melalui sebuah pernyataan.

Baca Juga: Queen Elizabeth, Kapal Induk Inggris Dikirim ke Perairan Dekat China

Misi tersebut merupakan yang kedua dilakukan AS dalam satu bulan terakhir. Pengerahan pesawat pengebom ini dilakukan AS sebagai upaya menunjukkan komitmennya di Timur Tengah meski Presiden Donald Trump baru-baru ini menarik ribuan tentara dari Irak dan Afghanistan.

Musuh AS kerap mengeluh tentang pengerahan pesawat pengebom AS semacam itu karena dianggap sebagai bentuk unjuk kekuatan yang provokatif.

Baca Juga: Korban Perdagangan Orang, 43 WNI Dipulangkan Dari Timur Tengah

Pernyataan itu diutarakan McKenzie setelah sejumlah negara sekutu AS di kawasan khawatir bahwa Negeri Paman Sam mulai menelantarkan wilayah itu terutama setelah penarikan ribuan pasukan dan kapal induk USS Nimitz dari Teluk Arab.

USS Nimitz dan beberapa kapal lainnya dipulangkan ke AS pada akhir tahun ini dan belum diketahui kapan akan berlayar kembali ke Timur Tengah.

Kekhawatiran juga meningkat setelah pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, baru-baru ini yang dikhawatirkan memicu Teheran melakukan serangan balasan.

“Kami tidak mencari konflik. Tetapi kami harus tetap bersikap dan berkomitmen untuk menanggapi setiap kemungkinan atau menentang agresi apa pun,” ujar McKenzie seperti dikutip Associated Press.

Meski begitu, AS kerap mengirim kapal dan pesawat militer ke Timur Tengah di masa lalu untuk mengirim pesan ke Iran.(CNN/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles