10.6 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Parguruan Dihar Perkenalkan Pencak Silat Simalungun

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Parguruan Dihar Simalungun (Paharsi) menggelar ujian kenaikan tingkat bagi 20 orang pesilat di Gelanggang Paharsi Jalan Sinar Tani Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, pada Minggu (5/6/22).

Uniknya, kenaikan tingkat kali ini juga mempertandingkan antar pesilat pria melawan wanita dalam satu tingkatan. Masing-masing pertandingan berlangsung selama 3 ronde dan 3 menit dalam tiap ronde yang dipimpin wasit, Gabe M Hutajulu selaku senior Paharsi.

“Namun dalam ketentuan umum pertandingan silat, tidak diperkenankan pria melawan wanita. Hanya saja, di internal Paharsi kita memang membiasakan hal tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan,”ujar Ketua Paharsi, Rahandi Damanik, pada Senin (6/6/22).

Baca juga: Plt Wali Kota Siantar Berharap Himapsi Jaga dan Lestarikan Budaya Simalungun

Menurut pria yang juga bertindak sebagai juri pada ujian tersebut menyebut seni bela diri (pencak silat) khas Simalungun yang didirikan ayahnya selaku Guru Besar Paharsi, almarhum Rakyat Damanik tahun 1986 ini tetap bertahan di tengah gencarnya olahraga bela diri jenis lainnya di Kota Pematangsiantar.

Meski sangat langka dan selama ini kurang tersosialisasi, kata dia, pihaknya tetap semangat, komit dan bertekad untuk mempertahankan Dihar Simalungun ini sebagai warisan leluhur dan pertanggungjawaban moral terhadap eksistensi budaya Simalungun di Kota Pematangsiantar.

“Intinya, seni bela diri khas Simalungun ini penting dipertahankan,” ujar putra bungsu sang tokoh pendiri ini dengan penuh semangat.

Rahandi menjelaskan, Paharsi memiliki keunikan atau ciri khas jurus-jurus tertentu dan olahraga ini tetap bernaung di bawah Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Karena itulah, para pesilat Paharsi harus pula mempelajari jurus-jurus dan aturan yang berlaku umum di IPSI. Itu artinya, Paharsi bisa bertanding dalam even-even pencak silat, baik yang digelar IPSI maupun even lainnya seperti pekan olahraga daerah maupun nasional.

Baca juga: Film Dokumenter Sang Penari, Bangkitkan Kebudayaan Simalungun dan Semangat Juang Disabilitas

“Kalau hanya sesama Dihar Simalungun yang dipertandingkan tentu sangat terbatas. Karena hanya perguruan Paharsi dan Teratai Kembang yang menerapkan pencak silat khas Simalungun di Pematangsiantar,” jelasnya.

Rahandi mengakui, pihaknya menyadari, bahwa seni bela diri warisan Simalungun ini bisa punah jika tidak ada yang mempertahankannya. Apalagi selama ini, perhatian para pihak, termasuk Pemko Pematangsiantar dan Pemkab Simalungun belum memadai.

Seni bela ini hanya diundang pada acara-acara seremonial tertentu saja ditampilkan, misalnya pada acara menyambut kedatangan pejabat tinggi negara di Pematangsiantar dan Simalungun. Seperti saat penyambutan Presiden Soesilo Bambang Yudoyono (SBY) ketika datang ke Panai Tongah tahun 2008 lalu.

“Saat itu saya ikut langsung yang atraksi dari Paharsi menyambut Presiden SBY, “ujarnya.

Baca juga: Laura Tias Avionita Sinaga, Memperkenalkan Budaya Simalungun Lewat Tarian

Harapannya untuk ke depan nanti, olahraga tradisional khas Simalungun ini bisa makin dikenal dan dikembangkan, terutama bagi pelajar tingkat SMP dan SMA. Pihaknya sangat membutuhkan kemitraan yang sinergis dengan sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan, Cabang Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Pengcab IPSI maupun Pengurus KONI Pematangsiantar.

“Selain itu kolaborasi dengan pegiat seni budaya Simalungun juga perlu dijalin, agar seni bela diri bernuansa budaya tradisional ini tidak punah tetapi dapat dipertahankan dan terus dikembangkan secara berkesinambungan,” kata Rahandi. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles