16 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Tahanan Polsek Lubuk Pakam Tewas, Keluarga Histeris

Deli Serdang, MISTAR.ID

Kematian Topan Pramana (31), tahanan Polsek Lubuk Pakam Polresta Deli Serdang yang terbilang mendadak mengundang tanda tanya pihak keluarga. Diduga lajang yang tinggal bersama orangtuanya di Gang Bunga, Dusun I, Desa Bakaran Batu, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang itu mendapatkan tindakan kekerasan. Sehingga jasadnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan otopsi, Senin (21/12/20).

Informasi dihimpun, kabar Topan tewas diketahui Minggu, (20/12/20). Dugaan penganiayaan terungkap saat ditemukan adanya sejumlah luka di tubuh Topan. Selain luka memar juga terdapat luka yang mengeluarkan darah. “Kami menduga dia dianiaya. Karena kepalanya bocor itu,” ujar Ari, sepupu almarhum.

Disebutkan, Topan sebelumnya ditangkap atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan sepedamotor milik pacarnya. Ia pun ditangkap, Sabtu (19/12/20) sore. Pihak kepolisian sengaja membawa jasad Topan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan otopsi. Hasil otopsi yang menentukan apa sebenarnya penyebab kematian korban yang sebelumnya sempat ditetapkan tersangka. Topan dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang oleh petugas medis yang sempat menanganinya.

Baca Juga:Tentara Rusia Tewas Terkena Ledakan Ranjau

“Sabtu sekira jam 5 sore, dia (Topan) sempat menyampaikan kepada petugas piket jaga bahwa dirinya sakit perut dan tidak bisa buang angin. Kemudian petugas jaga membawanya berobat ke klinik untuk berobat. Dokter memberikan obat asam lambung berupa suntikan,” kata Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Kompol Muhammad Firdaus yang sebelumnya sempat tidak mengangkat handphone padahal sudah berulang kali dihubungi.

Minggu sekira jam 6 sore, sambung Kompol Firdaus, ada tahanan yang berada di ruang sel memanggil petugas piket dan memberitahukan tahanan yang sakit. Disebutkan, saat itu petugas piket mengecek tahanan yang dimaksud dan melihat Topan dalam kondisi tergeletak di lantai. Mulutnya mengeluarkan cairan dan muntah.

“Petugas pun langsung melaporkannya kepada personil lain dan kepada Kapolsek. Kapolsek kemudian menghubungi petugas kesehatan Puskesmas Pagar Jati untuk keperluan mobil ambulan guna membawa tahanan ke rumah sakit. Dia meninggal di rumah sakit. Kita sempat dihalang-halangi keluarga untuk melakukan otopsi karena mungkin mau segera dikebumikan, tapi karena dibilang keluarga gak ada riwayat penyakit, kita wajib otopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya. Kita tunggu hasil otopsinya,” terang Firdaus.

Baca Juga:Pos Patroli Diserang, 10 Tentara Afghanistan Tewas

Sementara adik almarhum, Yogi menyebutkan kalau keluarganya tahu Topan telah meninggal dunia Minggu, (20/12/20) sekira pukul 19.00 WIB. Saat itu ada petugas Kepolisian yang datang ke rumah mereka. “Ada dua orang polisi datang tadi malam ke rumah sekaligus membawa surat penangkapannya. Tapi disitu posisinya dia sudah mati. Katanya kena asam lambung. Kami tau dia itu gak pernah ada asam lambungnya,” ucap Yogi, Senin (21/12/20).

Yogi menyebut abangnya merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Sepengetahuannya, abangnya itu ditangkap atas dugaan penggelapan sepedamotor milik pacarnya sendiri, Novi. Dimana sepedamotor itu setelah dipakai Topan dipinjam lagi oleh rekannya, Doni. “Dia ditangkap pada Sabtu sore. Pertama bukan sama polisi, tapi sama keluarga Novi di Jalan Gudang Merah Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Sepedamotornya dibawa Topan, tapi dikasih lagi sama si Doni kawannya. Kurang tahu aku kapan dipinjamnya. Baru kami tau Minggu dini hari, aku dikasih kabar sama kawan kalau abang ku ketangkap,” terang Yogi.

Namun, saat masih berada di rumah Novi, abangnya itu sempat menelpon orangtuanya. Saat itu Topan bermohon agar bapak atau mamaknya datang ke rumah Novi membantu menyelesaikan permasalahan itu. Namun, karena saat ini orangtuanya sedang sakit, mereka pun tidak bisa membantu dan datang ke rumah Novi. “Aku terakhir jumpa sama dia hari Jumat. Dia minta antar ke Jalan Gudang Merah dan kuantar. Minggu dapat kabar kalau dia sudah ninggal,” kenang Yogi sedih.

Baca Juga:485 Orang Tewas Dalam Aksi Protes di Irak Sejak Awal Oktober

Jasad Topan dibawa menggunakan mobil ambulan Rumah Sakit Bhayangkara Medan menuju rumah duka. Setibanya di rumah duka, ayah almarhum, Ucok Kubu langsung menjerit. “Anakku keluar rumah sehatnya, pulangnya sudah mati. Ya Allah tunjukkanlah kasus ini (supaya terang benderang). Anakku disiksa macam kasusnya besar kali aja,” teriak Ucok Kubu histeris.

Sanak keluarga yang hadir di rumah duka mencoba menenangkan Ucok Kubu. Mereka meminta Ucok untuk tetap bersabar menghadapi cobaan ini. Anak gadisnya pun berulang kali mencoba menenangkannya. “Udah Yah, udah Yah… Nanti ayah sakit lagi. Aku masih ada, Yah…,” tangis anak gadisnya itu.

Meski banyak yang mencoba menenangkannya, berbagai ucapan keluar dari mulut Ucok Kubu. Iapun berharap agar kasus dugaan penganiayaan terhadap anaknya itu bisa diungkap secepatnya. (sembiring/hm12)

Related Articles

Latest Articles