Medan, MISTAR.ID
Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra Simanjuntak memastikan kalau senjata api yang digunakan para pelaku perampokan merupakan rakitan yang dibeli dari Provinsi Aceh.
“Senjata api laras panjang dibeli dari Aceh, termasuk senjata api laras pendek dan revolver rakitan,” ungkapnya, Rabu (15/9/21).
Panca memastikan aksi perampokan toko emas ini tidak ada melibatkan personil TNI maupun Polri.
Baca Juga:Perampok Toko Emas Simpang Limun Medan Sudah Ditangkap
Sementara itu, seorang tersangka Paul mengaku sehari sebelum beraksi, dirinya bersama tersangka Bejo dan Prayogi disuruh otak pelaku Hendrik Tampubolon untuk mencari sasaran dan memantau situasi.
Setelah mendapatkan sasaran, sebelum beraksi, para pelaku disuruh Hendrik untuk memasang plester di jari tangan masing-masing.
“Biar tidak terdeteksi sidik jari,” aku residivis kambuhan ini.
Baca Juga:Poldasu Belum Angkat Bicara Soal Kabar Penangkapan Pelaku Perampok Toko Emas
Paul mengaku usai melakukan aksi perampokan, dirinya bersama tiga rekannya diberi Hendrik uang Rp4 juta per orang.
“Dijanjikan kami dapat Rp100 juta apabila emasnya sudah dijual,” ucap dia.
Diketahui, Polda Sumut berhasil mengungkap kasus perampokan toko emas, Sabtu (11/9/21). Polisi berhasil menangkap lima pelaku, seorang di antaranya ditembak mati karena mencoba melawan petugas.
Baca Juga:3 dari 4 Perampok Toko Emas Simpang Limun Medan Dikabarkan Ditangkap
Kelima pelaku Farel (21), warga Jalan Garu I Gang Manggis, Kecamatan Medan Amplas, Hendrik (38) Jalan Paluh Kemiri, Lubuk Pakam, Deli Serdang (meninggal dunia), Paul (32), warga Jalan Menteng VII, Gang Horas, Kecamatan Medan Denai, Prayogi alias Bejo (26), warga Jalan Bangun Sari No 81 Lingkungan II, Kecamatan Medan Johor, dan Dian.
Selain para pelaku, petugas juga menyita barang bukti satu pucuk senpi laras panjang, satu pucuk senpi revolver rakitan, satu pucuk senpi laras pendek rakitan, 1 magazine, 117 butir peluru ukuran 7,62 mm dan 69 butir peluru ukuran 3,8 mm, sepeda motor. (saut/hm14)
