10.4 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Pembunuh Anak Pengusaha Toko Besi di Siantar Pernah Bacok Pemilik Panti Rehabilitasi

Siantar, MISTAR.ID

Ali Ketat (57), pelaku pembunuhan Steven Theodore (32), yang merupakan anak pegusaha toko besi di Siantar, dikabarkan pernah membacok seorang pemilik panti rehabilitasi. Peristiwa pembacokan itu terjadi tahun 2019.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Sosial di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Pematangsiantar Risbon Sinaga, Senin (4/10/21).

“Itu sudah pernah kita tertibkan pada tahun 2019 lalu dari Jalan Merdeka depan BNI, waktu itu ikut Satpol PP menertibkannya. Waktu itu yang diamankan dari dia (Ali Ketat) itu sebuah tongkat. Dari situ kita bawa dia ke panti yang ada di Siantar Martoba, karena dia kita anggap telantar,” tutur Risbon diamini Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Novrizal.

Baca Juga:Dokter Forensik Beberkan Hasil Autopsi Korban Penganiayaan Pria Gelandangan

“Dari panti itu, kami bergerak lagi ke panti yang lain untuk menitipkan beberapa warga lainnya yang kita tertibkan waktu itu. Tapi, baru dalam tahap negosisasi di panti lain yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari panti sebelumnya, sudah datang telepon, bahwa sudah terjadi pembacokan terhadap pemilik panti itu oleh Ali Ketat,” ungkap Risbon.

Mendapat kabar itu, kata Risbon, pihaknya langsung bergegas ke panti yang pemiliknya telah dibacok oleh warga Aceh tersebut.

“Di sana, kami geledahlah dia, kami telanjangi dia, pakaiannya berlapis-lapis, ternyata ada senjata tajam. Kalau tak salah ada 3 lagi yang ditemukan pada bagian pahanya. Dan ada uangnya pada saat itu, kalau tak salah dua jutaan jumlahnya, semua uang kertas yang masih baru,” ungkapnya.

Baca Juga:Terkait ODGJ Membunuh di Siantar, Pemko Bisa Digugat

Setelah itu, lanjut Risbon, pihaknya membawa pelaku ke Polsek Siantar Martoba.

“Besoknyalah kami jemput dia dari Polsek, kami antar ke panti rehab lain. Sekitar setahun kemudian, dilihat Novri (Novrizal)-lah dia sudah berkeliaran lagi,” kenang Risbon.

“Berarti dia buat rusuh di sana. Ketimbang warga lainnya yang sedang rehab di situ jadi korban, akhirnya dilepaskanlah dia,” tambah Novrizal.

Baca Juga:Polisi Beberkan Uang Rp7,6 Juta dari Gelandangan Yang Bunuh Anak Pemilik Toko Besi

Mengenai penyebab pemilik panti dibacok, kata Risbon, karena pemilik panti tidak mau disuap.

“Waktu kami tinggal di panti itu, dia bujuk pemilik panti itu supaya dia dilepaskan. Pemilik panti tidak mau, maka dibacoklah. Pemilik panti itu tidak mau melepaskannya karena ada berita acara dari kami,” jelas Risbon yang kemudian mengungkapkan harapannya dengan menguak perilaku sadis Ali.

Baca Juga:Pelaku Pembunuh Wanita Muda Itu Pernah Menghabisi Nyawa Supir Pada Tahun 2019

“Bukannya apa-apa, kami hanya berharap agar para sejumlah pihak tidak secepatnya mengambil kesimpulan bahwa si Ali itu ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), karena dia adalah orang yang berbahaya. Dan menurut kami dia itu bukan ODGJ, karena dia mampu berupaya membujuk pemilik panti untuk melepaskannya dengan iming-iming uang. Kami siap jadi saksi untuk itu,” ujar Risbon yang mengaku bingung terhadap asal-usul uang milik Ali.

“Yang bikin aku heran, darimanalah uangnya itu. Waktu kami geledah dulu itu, uangnya ada sekitar dua jutaan, yang baru-baru pula uangnya waktu itu. Dan waktu ditangkap polisi, dia punya uang sekitar tujuh jutaan, kan sudah banyak itu. Jangan, jangan dia itu copet, karena informasi yang kudengar, dia juga mau berkeliaran di Pajak Parluasan (Pasar Dwikora),” tukasnya menduga-duga. (Ferry/hm14).

Related Articles

Latest Articles