11.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

Dampak Jalan Sidikalang-Medan Putus Total, Lahan Pertanian Rusak, Warga Minta Tanggung Jawab Pemerintah

Sidikalang, MISTAR.ID

Dampak putusnya jalan nasional Sidikalang-Medan Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi menyebabkan puluhan hektar lahan pertanian dan usaha kolam pancing warga hancur-lebur. Para petani pemilik lahan pun meminta pertanggungjawaban pemerintah.

Jalan nasional itu amblas kemudian putus total pada Rabu (6/1/21) sekitar pukul 17.00 Wib. Saat itu,  pihak BBPJN II Sumut sedang melakukan perbaikan jalan yang sebelumnya sudah amblas, dengan cara membobol badan jalan untuk membuat saluran pembuangan air ke hilir dengan mengerahkan alat berat.

Areal persawahan yang siap panen milik keluarga Ilson Edward Sinaga rusak dan gagal panen. (foto:manru/mistar)

Tiba-tiba air yang sebelumnya tertampung, mendadak tumpah bagaikan banjir bandang, hingga menghancurkan semua areal yang dilaluinya termasuk areal pertanian warga.

Baca Juga: Jalan Nasional Sidikalang-Medan Putus Total Disebut Akibat Kelalaian BBPJN II Sumut

Antan Kudadiri (37),salah satu pengusaha kolam pancing dan pembesaran bibit ikan di Dusun 1 Payung Raja Desa Sitinjo, kepada wartawan menyampaikan apa yang dialaminya. Usahanya hancur berantakan, ia mengaku rugia ratusan juta rupiah.

Antan juga menyesalkan tidak adanya pemberitahuan dari pihak yang mengerjakan proyek itu, setidaknya memberitahukan akan ada penjebolan jalan, untuk mengalirkan air yang bertahan di kilometer 6 Desa Sitinjo tersebut. Beruntung, para pemancing di kolamnya langsung menyelamatkan diri, sehingga tidak ada korban jiwa.

Disebut, usai kejadian itu, ia dan beberapa pemilik sawah maupun kolam yang luluh lantak langsung menemui pihak BBPJN II Sumut di lokasi longsor. Mereka meminta pertanggungjawababannya.

Baca Juga: Bupati Dairi Tinjau Jalan Medan-Sidikalang yang Putus Total, Dari Humbahas dan Karo Ada Jalan Alternatif

Sebelumnya Esron Sinaga, mengatakan, pihak proyek berjanji akan menyampaikan tuntutan masyarakat ke pimpinannya. Namun hingga kini, belum ada kejelasan.

Menurut Antan, peristiwa itu tidak murni bencana alam, tetapi patut diduga ada faktor kelalaian. Luapan air mirip banjir bandang, terjadi saat dilakukan pengerjaan penanganan setengah badan jalan yang amblas, untuk memasang gorong-gorong.

Kerugian juga dialami Timoria boru Silalahi (43). Petani ini mengatakan, sekitar 8 hektar tanaman padi miliknya hanucur. Sesaat sebelum kejadian, mereka tengah memanen padi, dan padi yang telah dipanen dikumpulkan di sawah tersebut, namun apa daya, padi itu dibawa arus air bagai banjir bandang.

Baca Juga: Pungli di Jalan Medan-Sidikalang Sitinjo Dairi, Sopir Truk Resah

Istri dari Ilson Sinaga itu mengungkapkan kekecewaannya kepada pihak terkait yang melakukan perbaikan jalan longsor, tidak terlebih dahulu memberitahukan kepada warga. Keluarga Ilson, yang tinggal di gubuk berukuran 4 x 4 meter itu mengharapkan perhatian dari pemerintah atas musibah yang mereka alami.

Menyikapi keluhan warga petani, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi Ir Sahala Tua Manik yang dihubungi Mistar melalui selulernya mengatakan, saat ini pemerintah Kabupaten Dairi sedang melakukan invetarisasi lahan pertanian dan usaha kolam warga yang rusak di lokasi.

Namun hal itu masih sebatas inventarisasi, untuk tuntutan ganti rugi lahan warga yang rusak belum ada dibahas, dan hasil inventarisasi ini akan diusulkan nanti sebagai tindak lanjut, apakah itu diganti rugi atau tidak. “Pembahasan kami belum sampai ke sana,” kata Sahala.(manru/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles