14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Joko Susilo Kapten PSMS, Antara Sepak Bola dan Prajurit TNI

Medan, MISTAR.ID

Nama Joko Susilo mungkin tak asing bagi pecinta sepak bola Tanah Air, khususnya Kota Medan. Ya, pria kelahiran 26 tahun silam itu kini dipercaya mengemban ‘ban kapten’ bagi kesebelasan PSMS yang sekarang sedang berkompetisi di Liga 2 musim 2022/2023.

Tak mudah untuk menjadi pemain, sekaligus tercatat sebagai anggota TNI aktif. Lika-liku memilih antara melanjutkan karir sepak bola atau mengikuti seleksi TNI setelah tamat SMA, dilalui anak kedua dari empat bersaudara tersebut.

Mistar.id mendapatkan kesempatan berbincang dengan pria kelahiran Pasuruan Jawa Timur itu di salah satu tempat makan di Kota Medan, baru-baru ini.

Baca Juga: Jelang Derby Sumatera, PSMS dan Karo United Berebut Poin Penuh di Teladan

Joko mengatakan, sejak kecil ia memulai sepak bola dengan mengikuti SSB di kampung. Kemudian ikut SSB di luar, Joko kecil juga kerap mengikuti perlombaan olah raga yang berbau bola hingga takraw.

“Kecuali basket ya, saya tidak suka,” ujarnya.

Joko mengingat, saat SMA dirinya mau dipindahkan coach Adji Santoso ke Malang. Namun, karena banyak pertimbangan dia memilih tetap bertahan di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim). Joko semasa SMA pernah ikut pelatihan di bawah asuhan I Putu Gede (pelatih PSMS saat ini) di Angkasa, tim internal Malang.

Baca Juga: PSMS Dinyatakan Menang WO 0-3 dari Persiraja Pasca Insiden Pembakaran Stadion H Dimurthala Aceh

“Angkasa bukan SSB, tapi tim internal Malang. Di Jawa timur, Angkasa banyak menciptakan pemain-pemain bagus. Sempat dua kali pertemuan dengan Putu Gede, tapi belum kenal saat itu,” ungkapnya.

Karir sepak bola anak dari pasangan Abdul Hamid dan Fatimah itu membawa dia berlabuh ke Jember United (Liga divisi 3). Kemudian Joko kembali ke Persekap yang waktu itu berkompetisi di Liga 2 junior.

“Pas kelas 3 SMA saya naik ke Persekap senior,” katanya.

Pada 2014, ayah satu anak tersebut dihadapkan dengan dua pilihan. Dia sempat dilema antara melanjutkan karier sepak bola saat PSSI dibekukan, atau mengikuti seleksi meraih cita-cita sebagai prajurit TNI.

Baca Juga: Lampu Stadion Padam, Laga Persiraja Vs PSMS Dibatalkan

“Orang tua (Ibu) ngasih pemahaman dan doanya betul-betul mustajabah. Ibu saya bilang gini waktu itu, kalau kamu masuk tentara, pasti bisa main bola lagi. Tapi kalau milih sepak bola, tidak akan jadi tentara, akan lewat umurmu. Dari situ terbuka fikiran saya,” ucap Joko.

Setelah keterima jadi TNI, Joko melanjutkan pendidikan ke Infanteri, pasukan pejalan kaki yang dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat.

Empat bulan menjalani pendidikan, Joko terpilih menjadi siswa terbaik untuk bidang Kopassus, dengan meraih tiga kali terbaik. Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.

“Saat menyampaikan bahwa saya lolos Kopassus, Ibu saya menangis. Ibu waktu itu tidak ngizinin, saya diminta untuk memilih Kostrad,” kenangnya.

Berlabuh ke PSMS

Joko kemudian melanjutkan ceritanya saat awal-awal pertama langkahnya bergabung dengan PSMS. Waktu itu Joko sudah bergabung dengan satuan Kostrad. Suatu ketika, Edy Rahmayadi yang kala itu menjabat Pangkostrad mengumpulkan seluruh prajurit.

“Beliau bertanya siapa diantara kami yang pandai olahraga dan saya langsung angkat tangan,” ujarnya.

Kemudian Joko diminta untuk mengembalikan keahlian bermain sepak bola, karena seluruh badannya masih kaku setelah menjalani pendidikan. Satu tahun juga Joko Susilo mengaku, mengembalikan keahliannya dalam mengolah si kulit bundar.

“Saya sempat latihan dengan PS TNI di eranya Suharto AD. Coach Edy jenggot asisten Suharto AD banyak memberikan pelatihan, yang saya nilai orang paling berjasa di balik sukses saya saat ini,” ucapnya.

Joko kemudian melanjutkan karir sepakbolanya ke PS TNI U-21, lalu ke Persikabo, kemudian ke Persis Solo (2021). Saat itu dia sebenarnya ingin dipertahankan oleh Persis Solo di bawah kepemimpinan Kaesang Pangareb. Namun, Joko yang sedang menjalani pendidikan, memilih meninggalkan Persis Solo.

Joko mengatakan, saat Liga 2 musim 2021/2022 akan bergulir, dia akhirnya resmi berlabuh ke PSMS. Joko tak menyangka ban kapten secepat itu diberikan pelatih kepadanya. Selama itu juga dia memimpin rekan-rekannya setiap kali Ayam Kinantan bertanding.

“Kaget juga dipercaya sebagai kapten, terlebih di PSMS saat ini banyak pemain senior. Yang paling penting kapten yang diberikan pelatih kepada saya itu untuk lebih tanggungjawab. Itu aja sih saya rasa,” tegasnya.

Di tengah kesibukannya di Medan untuk membela PSMS, Joko yang kini masih tercatat sebagai anggota TNI aktif berpangkat Sersan Satu (Sertu), wajib melakukan video call kepada istri tercinta dan anak mereka Ibrahim, di setiap kesempatan.

“Paling kalau ada waktu libur, baru saya kembali ke kampung halaman,” ucapnya.

Kalau masalah loyalitas, pemain berposisi bek tengah itu meminta untuk tidak meragukannya. Sementara ditanya untuk target, dia memastikan memiliki target yang sama dengan pemain lain untuk sama-sama membawa PSMS ke Liga 1.

“Kita udah sama-sama komitmen untuk itu,” pungkasnya.(ial/hm02)

Joko Susilo saat berseragam PSMS, mencium piala Edy Rahmayadi Cup 2022 setelah keluar sebagai pemenang. (f: ist/mistar)

Related Articles

Latest Articles