6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Sumut Surplus Jagung 27.870 Ton 

Medan, MISTAR.ID

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara (Dinas TPH Sumut) mengatakan produksi jagung di Sumut cukup baik dan tidak ada masalah. Bahkan produksi jagung di Sumut hingga awal Oktober surplus sebanyak 27.870 ton.

Dikatakan Plt Kepala Dinas TPH Sumut, Baharuddin Siregar, produksi jagung tahun ini ada sebanyak 1.133.896 ton dengan kebutuhan pertahun di Sumut sebanyak 1.097.900 ton maka di Sumut masih surplus sebanyak 35.996 ton jagung.

“Jadi, kalau dari sisi produksi hingga saat ini tidak ada masalah. Kalau masalah harga tidak domain kita. Tapi kadang kalau harga turun kita di protes, harga naik juga kita di protes. Padahal domain untuk pemasaran hilirisasi produk ini melibatkan banyak sektor. Kami di hulunya untuk meningkatkan produksi. Dan, Alhamdulillah jagung tercukupi di Sumut,” jelasnya, Kamis (28/10/21).

Baca juga:Anggota DPRD Sumut Meminta Pemerintah Buka Kran Impor Jagung

Ditambahkannya, kemungkinan banyak faktor yang menyebakan harga jagung di pasar naik, salah satunya dampak dari bakar minyak yang sempat sulit kemarin atau bisa juga dari sisi distribusi pemasaran.

“Maka, kita di Dinas TPH Sumut ini  selalu berupaya meningkatan produksi. Tanaman itu terus kita jaga agar terus tersedia dengan baik. Terkait ada tuntutan meminta kran impor jagung dibuka, sudah kita ketahui bersama hal ini sudah di tolak oleh Menteri Pertanian. Karena jagung kita tersedia. Terutama di Sumut produksi kita melimpah,” jelasnya yang di dampingi Kasubag Program Dinas TPH Sumut, Fahri.

Sementara itu, Kepala UPT PTPH Dinas TPH Sumut, Marino menambahkan memang saat ini di lapangan belum panen raya masih masa tanam. “Belum masa panen. Akan tetapi dari hasil survei kita dari 9 perusahaan pakan ternak yang ada di Sumut ini mereka mengharapkan jagung lokal dari pada jagung impor.

Baca juga:Mahalnya Harga Pakan Ternak, KPPU Belum Menemukan Indikasi Kartel

“Itu survei kita dengan orang pusat saat mengecek 9 peruahaan pakan ternak tadi. Waktu itu mereka memperlihatkan pada kita jagung impor yang ada pada mereka memiliki bentuk seperti jagung manis tapi kempes. Sedangkan jagung lokal kita sangat padat dan disukai ayam kalau yang impor malahan tidak disukai ayam. Bahkan selama ini perusahan pakan ternak ini ada yang bekerja sama dengan petani jagung kita asal Karo dan Dairi. Dan, memang lebih bagus jagung lokal kita inilah,” terangnya.

Tak hanya itu saja, Marino juga mengatakan untuk pakan ternak juga tidak seluruhnya menggunakan jagung. Hanya sekitar 30 persen jagung dan dicampur dengan bahan lainnya. “Jadi sebenarnya tidak ada masalah di jagung saat ini. Bahkan pakan ternak untuk ayam petelur dan untuk pakan ayam daging juga berbeda. Dan tidak 100% jagung namun banyak campurannya,” sebutnya dan mengatakan sebaiknya bila para peternak ingin membeli jagung lebih baik langsung ketingkat petani. (anita/hm06)

Related Articles

Latest Articles