7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Anggota DPRD Sumut Meminta Pemerintah Buka Kran Impor Jagung

Medan, MISTAR.ID

Terkait aksi unjuk rasa permintaan agar dibukanya kran impor jagung yang dilakukan oleh puluhan peternak petelur dan mahasiswa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara (Sumut), Rabu (27/10/21).

Anggota DPRD Sumut, Sugianto Makmur yang menerima aksi tersebut mengatakan bahwa akan menerima aspirasi yang dikeluarkan oleh para peternak petelur tersebut.

“Memang menurutnya saat ini, apabila harga jagung ini tetap tinggi maka seluruh peternakan akan tumbang. Baik itu peternak ayam atau peternak petelur. Apakah Presiden Joko Widodo merasa penting atau tidak saat ini. Karena harga jagung saat ini terlalu tinggi diharga Rp5.800.  Tidak ada orang yang sanggup memelihara dengan harga jagung yang tinggi saat ini,” jelas Komisi B tersebut.

Baca juga:Pengamat: Membuka Kran Impor Jagung Belum Tentu Selamatkan Peternak

Untuk itu, Ia meminta agar pemerintah membuka kran impor jagung sedikit agar harga jagung bisa turun. “Apa yg sedang kita pertaruhkan kalau peternakan-peternakan kita hancur dan bangkrut. Saya tidak bisa membayangkan. Makanya kita harus membela semua elemen termasuk para peternak kita ini. Jangan kita bicara mandiri pangan tapi kita tidak melakukan tindakan tepat. Jagung ini adalah elemen yang paling penting bagi pakan ternak,” terangnya.

Sugianto mengatakan, kalau tujuan penutupan kran impor jagung untuk  melindungi petani jagung, maka sebenarnya dengan harga Rp3.500 per kg, petani sudah untung. Apalagi dengan kondisi saat ini yang harga jagung sudah menyentuh level Rp5.800, maka bisa dipastikan semakin besar keuntungan yang diterima petani.

“Tetapi kondisi ini membuat peternak merugi. Padahal kalau peternak yang merugi kemudian bangkrut, siapa yang akan membeli jagung petani. Karenanya dibutuhkan harga yang menguntungkan kedua belah pihak,” sebut Sugianto.

Sugianto juga menyebutkan, dari laporan yang ia terima, banyak peternak yang sudah menggadaikan kandang ternak. “Ini juga membuktikan kalau tata niaga pertanian kita sangat kacau, bukan hanya jagung saja yah. Ini jadi bukti kalau Menteri Pertanian tidak bekerja,” tegasnya.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, impor jagung ini merupakan wewenang di tingkat kementerian. Dan saat ini, kedua menteri yang berwenang mengurusi masalah ini malah sedang ribut.

Baca juga:Perhimpunan Peternak Petelur Sumut Harapkan Dibuka Keran Impor Jagung

“Menteri Perdagangan bilang sudah saatnya impor, tapi Menteri Pertanian bilang produksi jagung surplus. Di lapangan kita lihatlah, sudah banyak daerah yang menjerit. Kita sudah pernah bahas ini dengan dinas terkait. Namun kemampuan dari pihak provinsi itu masih sangat terbatas kenapa karena impor jagung ini wewenang kementerian,” pungkasnya.

Sebelumnya, puluhan peternak petelur menggelar aksi damai di DPRD Sumut yang berada di Jalan Imam Bonjol Medan, aksi ini meminta agar pemerintah membuka kran impor jagung. (anita/hm06)

Related Articles

Latest Articles