8.2 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Petani Sawit di Simalungun Mengeluh, Harga TBS Turun Drastis

Simalungun, MISTAR.ID

Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Simalungun turun drastis. Petani sawit menyebut agen yang menentukan turunnya harga, sebelum pemerintah secara
resmi memberhentikan ekspor bahan baku minyak goreng (CPO) pada hari ini, Kamis (28/4/22).

Salah seorang petani sawit, Boru Sitorus di Losung Pining Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun mengatakan harga TBS sawit mulai turun sejak 4 hari lalu.

“Sebelumnya harga sawit dijual kisaran Rp3.200 sampai Rp3.300 per kilogram. Sekarang ini harganya turun menjadi Rp 1.500 per kilogram,” kata Sitorus saat dihubungi via telepon.

Baca juga: Kenaikan Harga Sawit Memicu Kenaikan Harga Pangan

Pemilik lahan sawit seluas kurang dari dua hektar ini menuturkan, petani sawit di Tanah Jawa tetap melangsungkan panen meski harga turun.

“Kalau dibiarkan petani sampai busuk, itu nggak. Sawit tetap dipanen. Kemarin itu, ketepatan kami baru panen sebelum harga sawit turun,” kata Sitorus, seraya mengatakan ia panen sawit sekali dalam dua minggu dengan jumlah 1-1,5 ton.

Petani menjual TBS sawit ke agen penampungan dan pembelian atau dikenal dengan sebutan, peron. Kata dia, peron yang selama ini menentukan harga penjualan sawit dari petani. Sitorus mengakui, turunnya harga sawit itu nyaris membuat petani merugi, apalagi harga pupuk yang mahal dan pengeluaran untuk membayar upah pekerja.

“Harga (sawit) normalnya sekarang Rp1.500 per kilogram. Kalau harga sawit turun sampai Rp900 kami pasti rugi. Nggak ada lagi untung,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, salah seorang pemilik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun mengatakan, pasokan TBS sawit dari hasil pertanian sampai saat ini masih tergolong stabil.

Baca juga: TBS Masih Mahal, Harga Minyak Goreng Terus Merangkak Naik

Ia mengatakan, pengusaha PKS membeli sawit dari peron seharga Rp2.000 sampai Rp3.000 tergantung dari jenis buah. Per harinya ia membeli TBS sawit hampir 200 ton
dari penampung.

“Kalau kami membeli dari agen sekitar Rp3.000 per kilo. Untuk saat ini ada peningkatan pembelian karena jelang Lebaran biasanya petani panen,” ujar salah seorang pemilik PKS di Hatonduhan, yang meminta namanya tidak dimuat.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan larangan ekspor bahan baku minyak goreng (CPO) jenis refined, bleached, deodorize (RBD) Palm Olein berlaku mulai Kamis (28/4/22).  Pelarangan ekspor sawit disebut untuk menstabilkan harga minyak goreng curah Rp14.000 per liter di pasar tradisional. Aturan ini akan dicabut setelah harga minyak curah di bawah Rp14.000. (roland/hm09)

Related Articles

Latest Articles