16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Kenaikan Harga Sawit Memicu Kenaikan Harga Pangan

Medan, MISTAR.ID

Kenaikan harga sawit telah memicu kenaikan harga minyak goreng (migor),  pupuk non subsidi dan pestisida. Namun, untuk migor sendiri pemerintah sudah mengatasinya dengan skema distribusi dengan harga terjangkau.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengatakan saat ini pemerintah juga harus memikirkan dampak kenaikan pupuk non subsidi dan pestisida terhadap harga kebutuhan pangan lainnya yang susah untuk turun.

“Sebab dari hasil observasi di lapangan, saya telah melakukan perhitungan dampak kenaikan harga pupuk maupun pestisida terhadap harga cabai merah. Memang  baru cabai merah yang saya hitung dampaknya, belum ketanaman lainnya. Karena saya menilai cabai merah kerap menjadi pemicu besar laju inflasi dan kerap merepotkan para ibu rumah tangga,” sebut Gunawan, Minggu (16/1/22).

Baca juga:Inflasi Sumut Lebih Rendah karena Gejolak Harga Pangan Masih Terkendali

Dari hasil hitungan Gunawan, saat pupuk non subsidi belum mengalami kenaikan, biaya untuk menanam cabai merah itu, mulai dari pengolahan lahan (tidak termasuk pembukaan lahan baru), pembelian bibit, perawatan hingga tanaman cabai merah dicabut membutuhkan biaya hingga Rp3.500 per pohonnya.

Nah, dengan kenaikan harga pupuk dan pestisida saat ini lebih dari 50%, biaya untuk menanam satu pohon cabai merah itu menjadi sekitar Rp4.500 per pohonnya.
Kalau satu rante (400 meter persegi) tanaman cabai merah itu paling banyak ada sekitar 750 batang. Maka dibutuhkkan biaya sekitar Rp3,4 juta, diluar biaya buruh panen. Itu biaya pengolahan di lahan dataran rendah.

“Kalau di wilayah pengunungan seperti Kabupaten Karo itu biaya pengolahan lahan bisa lebih rendah. Jadi kalau harga cabai merah di tingkat konsumen sekitar Rp25.000 hingga Rp28.000 per kg. Maka petani pada umumnya masih bisa mendapatkan keuntungan dari tanamannya. Tetapi kalau dengan harga pupuk maupun pestisida dengan harga sekarang. Namun sekarang petani berharap harga cabai merah harus di atas Rp30 ribu per kg. Baru bisa dikatakan dapat untung lebih,” sebutnya.

Baca juga:Harga Cabai Mulai Turun, Ayam Masih Bertahan Mahal

Akan tetapi, realisasi harga cabai merah yang masih dikisaran Rp20.000 per kg saat ini petani merugi. Tetapi ingat harga cabai merah yang murah saat ini lebih dikarenakan supply atau panen yang melimpah. Kalau saja terjadi permintaan tinggi namun persediaan terbatas (panen kurang), harga cabai merah bisa melambung dengan kenaikan harga lebih tinggi sekitar Rp3.000 per kg dari nilai wajarnya. Jika mengacu pada harga pupuk dan pestisida saat ini.

“Jadi lagi-lagi kita butuh pemerintah maupun dinas terkait hadir disini. Khususnya untuk meredam kenaikan harga pestisida dan pupuk non subsidi yang mahal, serta menyediakan pupuk subsidi yang memadai. Hal ini supaya petani tetap sejahtera, serta harga pangan bisa lebih bersahabat dengan konsumen. Dan itu baru cabai merah, kita harus pertimbangkan kemungkinan kenaikan harga pangan lainnya. Kita tidak bisa menyalahkan bahwa keniakan harga ini karena petani sawit. Tetapi pola pikirnya harus diubah, bahwa kita harus bersiap dalam situasi apapun untuk menjaga kemaslahatan masyarakat khususnya masyarakat Sumatera Utara,” pungkasnya. (anita/hm06)

Related Articles

Latest Articles