14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Pengrajin Tahu Tempe Ancam Mogok Akibat Kenaikan Harga Kedelai

Bandung, MISTAR.ID

Kenaikan harga kedelai membuat sejumlah pengrajin tahu dan tempe tingkat industri rumah tangga mulai mengeluh. Bahkan, pengrajin tahu tempe di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) mengancam mogok produksi pada 28-30 Mei 2021 sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Asep Nurdin mengaku telah mendengar kabar mogok tersebut. Pihaknya sendiri tidak menganjurkan apabila ada produsen tahu tempe yang secara individu melakukan mogok produksi.

“Kalau misal berhenti, kasihan produsen yang kecil-kecil. Kalau ada yang mau berhenti silakan berhenti, memang ada rencana dari beberapa kawan yang mau berhenti pada tanggal 28 – 30 Mei,” ujar Asep kepada media, Rabu (26/5/21).

Baca juga: Pengusaha Tahu Tempe di Medan Mogok Tersulut Mahalnya Kedelai

Asep sendiri menyesalkan tingginya harga kedelai saat ini yang berpatokan pada harga kedelai di Amerika Serikat. Untuk itu, pihaknya bersama Gabungan Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia (Gapoktindo) mendesak agar Kementerian Perdagangan RI bergerak dengan memanggil importir. Salah satu permintaannya agar harga kedelai tidak lebih dari Rp10.500 per Kg.

Selain itu, pihaknya juga mempersilakan agar produsen tahu tempe untuk menaikkan harga jual maksimal 30 persen atau disesuaikan dengan kondisi. “Pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan juga akan mengumumkan perihal hal ini dalam waktu dekat,” ujarnya. Dampak kenaikan harga kedelai di pasar internasional sendiri mulai dirasakan pengrajin tahu tempe skala industri rumahan di Bandung.

Di pabrik tahu Cibuntu, misalnya, para perajin memilih mengurangi ukuran ketimbang menaikkan harga tahu tempe ke konsumen. Dadang (45), salah seorang perajin tahu Cibuntu mengatakan harga kedelai saat ini sudah tembus di kisaran Rp11 ribu per kg. Kenaikan bahan baku tersebut membuat harga tahu menjadi Rp60 ribu per papan.

Baca juga: KPPU Telusuri Dugaan Persaingan Tidak Sehat Jalur Pendistribusian Kedelai

“Otomatis kami harus tambah modal. Kalau biasa beli kedelai 5 kuintal dulu itu Rp5 juta, sekarang jadi 5,5 juta,” kata Dadang. Dia mengaku kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak sebelum Ramadan. Ia pun terpaksa menyiasati ukuran tahu diperkecil agar tetap terjangkau di tangan konsumen.

“Kalau saya belum bisa menaikkan harga. Melihat situasi bahan baku tahu dan tempe paling diperkecil ukurannya,” ujarnya. Mengetahui rencana mogok produksi itu, Dadang memilih untuk tetap berproduksi walau dengan mengurangi ukuran tahu dan tempenya.

“Kalau mogok kasihan juga para pedagangnya. Kalau saya sih menyiasatinya dengan cara mengecilkan tahu dan tempenya, memang walau dikecilkan juga harga produksinya tidak begitu jauh, tapi ya bertahan saja lah,” tuturnya. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles