18.9 C
New York
Thursday, April 25, 2024

KPPU Telusuri Dugaan Persaingan Tidak Sehat Jalur Pendistribusian Kedelai

Medan, MISTAR.ID

Kepala Kantor Wilayah I Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Ramli Simanjuntak mengatakan, pihaknya tengah menelusuri indikasi dugaan persaingan tidak sehat terhadap jalur pendistribusian kacang kedelai yang berdampak harga meroket mencapai Rp10 ribu per kilogram.

“Kita masih melakukan pengumpulan data, biar valid datanya,” ungkap Ramli Simanjuntak, Senin (11/1/21).

Ramli menjelaskan pengumpulan data ini untuk melihat jalur pendistribusian kacang kedelai dari importir ke distributor hingga pedagang pasar dan pengrajin tempe dan tahu. Dari sini akan terungkap dimana permasalahan harga kacang kedelai kenapa bisa mahal. “Apakah masalah kebijakan, pasokan, jalur distribusi termasuk persaingan tidak sehat,” tutur Ramli.

Baca Juga:Stok Kacang Kedelai Menipis di Sumut

Ramli mengaku pihaknya tengah fokus menggali informasi dan data terkait jalur pendistribusian kacang kedelai. Termasuk belum melakukan koordinasi dengan Pemprovsu. Sedangkan bahan baku untuk tempe dan tahu di impor dari Amerika Serikat dan Argentina ke Sumut. “Permasalahan kedelai ini sudah terjadi di awal Desember 2020. Karena, masalah harga shipping (pengirim barang) pengangkutan yang naik dan jadwal berubah-ubah,” ungkapnya.

Ramli menjelaskan faktor harga kedelai naik sesuai penuturan perusahaan pengimpor dikarenakan gagal panen di negara asal produsen, yakni Amerika Serikat dan Argentina. “Untuk kebutuhan kedelai di Sumut sebesar 58 ribu ton per tahun. Saat ini, pasokan cukup dan dijadwalkan tanggal 14 Januari 2021 akan masuk lagi,” sebutnya.

Ramli menyebutkan China juga membeli kacang kedelai dengan jumlah sangat besar. Hal ini juga memicu stok komoditas pangan di tanah air, termasuk di Sumut sangat terbatas dan memicu kenaikan harga di pasaran. “Ya, pada Desember lalu, China memborong kedelai. Kemudian ongkos angkut shipping naik 100-120 dollar/ metrik ton,” ungkap Ramli.

Baca Juga:Awasi Distributor Kacang Kedelai, KPPU: Jangan Permainkan Harga

Ramli menegaskan kepada pihak importir, distributor, agen hingga pedagang diimbau untuk tidak melakukan persekongkolan harga yang berdampak terhadap harga kacang kedelai yang melambung tinggi. “Kita mau lihat juga alur pendistribusian harga. Apa ada persekongkolan atau tidak. Namun, kita berharap pihak importir jangan ada yang mempermainkan harga maupun pasokan. Kemudian, para distributor di bawah importir tidak melakukan kesepakatan-kesepakan harga (persekongkolan) dan pasokan atau menahan pasokan,” jelasnya.

KPPU tengah melakukan penelusuran harga dari tingkat importir hingga pedagang di pasar, untuk mengetahui ada atau tidak persekongkolan terhadap harga jual kedelai. “Kita telusuri sama distributor di bawah importir. Karena harga di gudang Rp8.550 per kilogram. Ini yang perlu kita cek. Karena jauh kali beda harga di gudang sama di pasar. Nanti kita cek distributor. Makanya saya bilang jangan mainkan harga dan pasokan para distributor,” tegas Ramli.

Untuk memenuhi pasokan kedelai dan menjaga harga tetap stabil, KPPU menyarankan Pemprovsu dan Pemkab/ Pemko untuk memproduksi pertanian kedelai. “Kita menyarankan kepada pemerintah untuk memproduksi pertanian kedelai agar mencukupi pasokan di Sumut,” tandasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles