7.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Pasokan Gandum Terbatas, Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, harga mie instan akan naik 3 kali lipat karena pasokan gandum yang semakin terbatas imbas Perang Rusia-Ukraina. Syahrul mengatakan, kenaikan harga mie instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini.

“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar. Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat,” kata Syahrul dalam webinar yang diadakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/22).

“Saya bicara ekstrem saja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” ucapnya.

Baca Juga:Satgas Covid-19 Bubarkan Kegiatan Promosi Mie Instan PT MDI

Gandum adalah bahan baku untuk membuat mie instan. Ekspor gandum Rusia-Ukraina yang biasanya memasok hingga 40 persen kebutuhan dunia, kini tersendat akibat perang. Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pasokan berkurang namun permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka harga gandum akan naik.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang warganya banyak mengonsumsi mie instan. Indonesia juga memiliki perusahaan yang berstatus salah satu produsen mie instan terbesar di dunia, yaitu Indofood.

Selain dari Rusia dan Ukraina, Indonesia juga mengimpor gandum dari negara lain. Misalnya Australia. Namun karena pasokan bahan bakunya terbatas, otomatis harga mie instan di dalam negeri juga ikut naik.

Baca Juga:Jutaan Anak Terancam Pertumbuhannya Gara-Gara Mie Instan

Menurut Nita, seorang pemilik warung di perumahan Gardenia Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harga mie instan sudah naik sejak habis Lebaran Mei lalu.

“Udah lama dari habis lebaran naiknya. Dari satu kardus lebih dari Rp10.000 naiknya,” kata Nita saat diwawancara, Selasa (9/8/22).

“Dulu Indomie kuah sekitar Rp98.000 per kardus. Sekarang jadi Rp107.000 sampai Rp110.000 per kardus,” ucapnya.

Baca Juga:YoonA SNSD Tetap Langsing Meski Sering Makan Mie

Untuk menyiasatinya, sekarang Nita sudah tidak lagi membeli dalam jumlah kardusan sebagai stok dagangan. Ia hanya membeli dalam jumlah satuan. Nita juga menaikkan harga mie instan di warungnya. Untuk merek Indomie semua varian, ia menjual dengan harga sama yaitu Rp3.500 per bungkus.

“Untung paling Rp500 per bungkus. Belinya mahal kalau kardusan, terus suka disemutin kalau kelamaan disimpan enggak laku. Sekarang beli seperlunya saja terus disimpan di kulkas,” ujarnya.

Aniek Sumiarsih, pemilik warung di Jalan Bukti, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, juga menaikkan harga jual mie instan. Dari yang tadinya Rp2.000-Rp2.500 per bungkus, sekarang menjadi Rp3.000-Rp3.500 per bungkus.

Baca Juga:Begini Cara Mengolah Mi Instan Secara Sehat

“Indomie Goreng dan Kari Ayam dijual Rp3.500, lainnya dijual Rp3.000,” ujar Aniek.

Meski harganya naik, ia mengaku belum ada penurunan penjualan mie instan di warungnya. Menurut Aniek, karena kenaikannya tipis hanya Rp1.000 per bungkus.

“Enggak tahu nanti kalau beneran naik 3 kali lipat,” ucapnya.

Baca Juga:Cuma Dapat Beras dan Intermie, Pernyataan Ibu Pedagang Keliling Dibantah Lurah

Selain Indomie, harga jual mie instan merek Supermie dan Sari Mie juga berkisar antara Rp3.000-Rp3 500.

Kenaikan harga juga terjadi pada mie instan merek Sakura, yang biasanya dijual sebagai camilan anak-anak bersama sosis goreng.

Harga Mie Sakura di wilayah Kampung Makasar, Jakarta Timur, naik dari Rp1.200 menjadi Rp1.700 per bungkus. Untuk sebagian masyarakat, mie instan sudah seperti makanan pokok di waktu-waktu tertentu. Bahkan, ada masyarakat yang biasa mengonsumsi mie instan hingga 2 bungkus dalam sekali makan. (kompas/hm14)

Related Articles

Latest Articles