1.2 C
New York
Monday, March 25, 2024

Naiknya CPO Bikin Harga Minyak Goreng Ikut Terdongkrak

Medan, MISTAR.ID

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara (Disperindag Sumut), minyak goreng curah berada di kisaran Rp13.345 per liter. Harga ini mengalami kenaikan dibanding akhir pekan lalu yang berada di harga Rp13.170 per liter.

“Kenaikan ini sudah terjadi sejak tiga hari belakangan ini. Hal ini terjadi akibat harga CPO yang melambung tinggi. Kita ketahui setelah melakukan rapat dengan Satgas Pangan dan juga Kepala Dinas yang mengurusi perdagangan seluruh Indonesia bersama Menteri Perdagangan,” kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sumut Barita Sihite, Selasa (20/4/21).

Terpisah, Ketua Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut Gus Dalhari Harahap menyebutkan, berdasarkan hasil rapat Kelompok Kerja Teknis Tim Rumus Harga TBS Kelapa Sawit Produksi Petani Sumut pada 14 April, ditetapkan rata-rata harga CPO lokal dan ekspor di harga Rp10.296,65 (belum termasuk PPN). Sedangkan harga untuk TBS Rp2.300 per kg.

Baca Juga:Meski Harga CPO Naik, Namun Tetap Harus Hati-hati

“Jadi harga CPO ini sudah berlangsung cukup lama. Puncaknya pada Februari lalu pernah di harga Rp11.000 per kg pada Februari. Ini sudah tinggi, ” ujarnya.

Dia menyebutkan melonjak harga CPO ini dipicu musim dingin di Eropa, sehingga kebutuhan akan minyak nabati juga mengalami kenaikan. Sementara minyak nabati yang lain belum memasuki masa panen.

Sehingga kebutuhan akan minyak sawit menjadi tinggi. Apalagi kebutuhan yang lain, bisa disubstitusi kan dari CPO. Dia memprediksi harga ini masih akan berlanjut. “Kemungkinan ini masih berlanjut, sejauh situasi dunia masih pandemi dan perekonomian masih rendah,” ungkapnya.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumut-Aceh saat ini harga CPO sedang mengalami kenaikan, disebabkan soya bean di Amerika banyak yang gagal, sehingga pasokan turun.

Baca Juga:Harga CPO Anjlok, Puluhan BHL PT Lonsum PHK Tanpa Pesangon

“Memang yang menentukan harga CPO, ditentukan minyak nabati lainnya juga, seperti soya bean, sun flower dan minyak kacang. Ada beberapa minyak nabati, tapi portofolionya itu soya bean,” ujar Ketua Gapki Aceh Sabri Basyah.

Saat ini sebutnya, soya bean di Amerika ada masalah dalam penanaman. Sehingga berimbas pada pasokan yang kurang, disisi lain permintaan tinggi. “Sejak awal Februari 2021 harga sudah berada di atas Rp9.000 per kg dan per tanggal 23 Februari 2021 sudah mencapai angka di atas Rp10.000 per kg. Harga saat ini masih bertahan di level Rp10 ribu per kg dengan fluktuasi. Kemarin harganya mencapai Rp10.800 per kg,” ujarnya.
Akhirnya, harga yang melonjak ini terpengaruh pada CPO. “Ini harganya paling tinggi. Sekarang di atas Rp10 ribu. Trend melonjak ini sejak Maret merangkak naik. Trendnya masih kuat,” ujar Sabri Basyah.

Ia menyebutkan, harga CPO ini masih berpotensi mengalami kenaikan. Memang, katanya, jika CPO ini mengalami kenaikan susah buat pemerintah. “Tidak hanya pemerintah, industri hilir juga susah, karena harga bahan baku jadi mahal. Termasuk minyak goreng, oil chemical. Jadi hilir kelapa sawit kesulitan, karena harga produk akhirnya melonjak,” ujarnya.

Baca Juga:Gubsu: Optimalkan Industri Sawit Dengan Prinsip Berkelanjutan

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Timbas Prasat Ginting mengatakan, bila dilihat dari sisi volume ekspornya, komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar 12,53 persen. Sepanjang tahun 2020 volume ekspor komoditas CPO dan turunannya di Sumut adalah 3,68 juta ton. Sementara, pada tahun 2019 volume ekspornya mencapai 4,21 juta ton.

“Meskipun volume ekspor CPO dan turunannya untuk Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 mengalami penurunan, nilai ekspornya masih mencatatkan kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya karena faktor harga yang sangat mendukung,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles