24.2 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Masa Pandemi, Omset Pengusaha Ekspor Ikan di Medan Anjlok 70%

Medan, MISTAR.ID

Selama masa pandemi, omset pengusaha ekspor ikan turun 70%. Salah satunya diungkapkan PT. Wahana Ikan Nusantara yang berada di Jalan Muara Baru Ujung Blok N Pergudangan MLJ Cold Room No.7,  Pelabuhan Nizam Zachman Medan.

Dikatakan Wili (33), usaha eksportir ikan ini sudah sekitar 12 tahun ia jalani. Ikan yang dikirim ke negara-negara luar ini berupa ikan hasil laut yang sudah dibekukan seperti ikan tenggiri, ikan kakap merah, serta berbagai jenis ikan yang diminati pasar China.

“Selama ini kami mengekspor ikan-ikan ini ke China dan ada beberapa negara lainnya seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan Taiwan. Namun, selama pandemi melanda dunia, omset menurun dan sangat terasa sekali sebesar 70 persen. Omset ini menurun lantaran adanya hambatan untuk pemasaran ke luar negeri,” jelas Wili pada wartawan, Minggu (14/6/20).

Baca Juga:Omset Pedagang Tradisional Anjlok, Kredit Masih Ditagih

Hambatan-hambatan tersebut, sambung Wili, yakni adanya peraturan dan kebijakan yang baru seperti Lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku dari akhir bulan Januari 2020.

“Peraturan ini sangat berpengaruh bagi pengusaha seperti kami ini, karena sebagian besar produk kami yang seharusnya harus segera diekspor semua tertunda. Hal ini juga disebabkan tidak ada pasar saat pandemi ini. Stok barang melimpah, sementara market dan permintaan tidak ada,” ungkap Wili.

Adapun keterpurukan omset ini terjadi sejak akhir Januari 2020 hingga saat ini. Biasanya para pembeli datang untuk melihat langsung ke Indonesia.

“Namun karena sudah lockdown jadi tidak bisa. Terutama pembeli kita banyak dari China dan China juga sedang lockdown. Biasanya mereka bisa survei ke Indonesia, tapi saat ini sudah tidak bisa lagi datang,” sebut Wili.

Baca Juga:Organda: Omzet Pengusaha Bus Penumpang Anjlok 100 Persen

Namun, adanya peraturan baru dari pemerintah terkait new normal menjadi angin segar bagi Wili dan pengusaha ekspor ikan lainnya.
“Meski di Sumut masih transisi new normal, bagi kami eksportir, ini tentunya suatu yang lebih baik. Karena dari pihak buyer luar negeri bisa datang ke Indonesia meninjau langsung barang yang mereka butuhkan,” imbuhnya.

Wili berharap ke depan pemerintah dapat memberikan kemudahan serta dapat memfasilitasi agar pengusaha ekspor lebih lancar dan tidak ada penundaan lagi. Sebab penundaan pengiriman sangat merugikan bagi pengusaha eksportir sepertinya.

Terpisah, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS Sumut) mengenai perkembangan ekspor Sumut pada April 2020 mengalami penurunan sebesar 6,58 persen. Data ini mengalami penurunan dibandingkan bulan Maret 2020, yaitu dari US$641,38 juta menjadi US$597,47 juta atau turun sebesar 6,85 persen.

“Bila dibandingkan dengan bulan April 2019, ekspor Sumut mengalami penurunan sebesar 1,59 persen,” kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi.

Baca Juga:Kiat Hadapi Imbas Korona Ala Pengusaha Katering

Adapun golongan barang yang mengalami penurunan terbesar terjadi pada golongan karet dan barang dari karet sebesar US$14,90 juta (-16,53%). Sedangkan golongan ekspor yang mengalami kenaikan terbesar di Sumut pada April 2020 terhadap Maret 2020 adalah golongan sabun dan preparat pembersih sebesar US$7,73 juta (33,29%).

“Menurut negara tujuan ekspor Sumut ke Amerika Serikat pada April 2020 merupakan yang terbesar yaitu US$89,86 juta diikuti Tiongkok sebesar US$67,88 juta dan Jepang sebesar US$36,73 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,55 persen. Sedangkan kelompok negara utama tujuan ekspor pada April 2020, yakni ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$178,15 (29,82 persen),” pungkasnya. (anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles